SARAWAK - Indonesia dan Sarawak, Malaysia mengeksplorasi peluang kerja sama strategis di sektor pariwisata, ekonomi kreatif serta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Pertemuan informal antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Kementerian Pelancongan, Industri Kreatif dan Seni Persembahan Sarawak digelar dalam suasana akrab, membahas berbagai potensi kolaborasi lintas negara di kawasan Borneo, Jumat (11/7/2025).
“Kami berharap bahwa pemerintah Indonesia melalui Kadin dapat menjalin kolaborasi dengan Sarawak, khususnya dalam sektor pariwisata, kewirausahaan dan UMKM. Banyak hal yang bisa kita sinergikan ke depan demi kemajuan kedua negara,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Andi Yuslim Patawari (AYP) di Sarawak dikutip, Selasa (15/7/2025).
AYP yang juga merupakan Sekretaris Jenderal Partai Perindo ini menekankan bahwa kerja sama yang akan terjalin bukan semata soal ekonomi, tetapi juga memperkuat hubungan sosial dan budaya antara dua wilayah yang memiliki kedekatan geografis dan historis.
Dia melihat peluang besar di sektor wisata medis, pendidikan lintas batas, hingga pemberdayaan pelaku UMKM di wilayah pesisir dan perbatasan. “Banyak masyarakat Indonesia yang datang ke Sarawak, baik untuk berobat, belajar dan banyak hal lain, yang kita harapkan dapat disinergikan ke depannya,” tutur AYP.
Sementara itu, Timbalan Menteri Pelancongan, Industri Kreatif dan Seni Persembahan Sarawak Datuk Snowdan Lawan mengungkapkan, komunikasi yang cair dan terbuka seperti ini menjadi fondasi penting untuk membangun kerja sama jangka panjang. Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari kunjungan sebelumnya ke Jakarta.
“Saya gembira bisa bertemu kembali dengan rekan-rekan dari Kadin. Pertemuan seperti ini membuka ruang untuk melihat kemungkinan berkolaborasi di masa depan,” tutur Snowdan.
Menurutnya, banyak kesamaan antara Indonesia dan Sarawak, baik dari segi produk kementerian, pendekatan politik maupun cita-cita pembangunan.
Snowdan menambahkan, rencana pemindahan ibu kota Indonesia ke Nusantara di Kalimantan Timur menjadi faktor strategis yang memperkuat urgensi kerja sama ini.
“Dengan pusat pemerintahan Indonesia pindah ke Nusantara, maka kita akan semakin dekat. Ini peluang besar untuk mempererat jaringan kerja sama di segala sektor,” tuturnya.
Kerja sama yang tengah dijajaki ini diharapkan tidak hanya melibatkan institusi pemerintah, tetapi juga pelaku usaha, komunitas lokal dan generasi muda.
Keterlibatan lintas sektor diyakini dapat menciptakan ekosistem pariwisata dan kewirausahaan yang inklusif dan berkelanjutan di kawasan pesisir dan kepulauan, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua negara.
(Taufik Fajar)