Amran menjelaskan bahwa semula menemukan adanya anomali, di mana harga beras terus naik padahal stok beras melimpah.
Pihaknya kemudian melakukan pengujian terhadap 268 sampel beras yang tersebar di 10 provinsi produsen beras terbesar di seluruh Indonesia. Dari pengujian ditemukan sebagian besar merek tak sesuai dengan mutu, harga dan takaran.
Amran menambahkan saat ini Kementan telah mengirim surat kepada Kapolri dan juga Kejaksaan untuk menindak pelanggar. Dirinya juga mengklaim telah menyerahkan data yang melibatkan 13 lab seluruh Indonesia sebagai bukti temuan tersebut.
"Kami gunakan 13 lab seluruh Indonesia supaya betul-betul hasilnya akurat," tegasnya.
(Taufik Fajar)