Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Harga Nikel RI Diprediksi Terus Tertekan hingga Akhir 2025, Tarif Dagang AS Jadi Pemicu

Feby Novalius , Jurnalis-Selasa, 22 Juli 2025 |09:11 WIB
Harga Nikel RI Diprediksi Terus Tertekan hingga Akhir 2025, Tarif Dagang AS Jadi Pemicu
Indonesia dapat memanfaatkan peluang itu sebagai pemain kunci non-China. (Foto :Okezone.com/Freepik)
A
A
A
Imbas dari peningkatan penjualan yang diiringi dengan efisiensi biaya, Laba Kotor Perseroan juga meningkat tajam dari Rp142,85 miliar pada semester satu 2024 menjadi sebesar Rp523,46 miliar. Hal ini mencerminkan peningkatan yang signifikan sebesar 266,43% YoY. Seiring dengan peningkatan laba kotor, Marjin Laba Kotor Perseroan juga mengalami peningkatan dari sebesar 34,08% melesat menjadi sebesar 49,54%.

Sejalan dengan peningkatan Laba Kotor, Laba Usaha Perseroan juga meroket dari sebelumnya hanya sebesar Rp87,87 miliar pada semester satu 2024 menjadi Rp456,30 miliar pada semester satu 2025 atau meningkat tajam sebesar 419,32%. Peningkatan volume penjualan serta efisiensi beban usaha menyebabkan Laba Neto Periode Berjalan Perseroan melambung tajam, yaitu sebesar Rp358,07 miliar pada semester satu 2025 dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp73,59 miliar. Laba Neto Periode Berjalan semester satu 2025 meningkat tajam sebesar 386,51% dari periode sebelumnya.

“Sejak akhir tahun 2024, harga acuan nikel domestik mengalami penurunan sebesar 3,80% sejalan dengan tren global dan euforia pasar kendaraan listrik yang mulai normal serta meningkatnya permintaan baja stainless steel. Kami melihat bahwa penurunan harga nikel tersebut merupakan koreksi positif dan sudah diprediksi oleh perseroan. Perseroan sudah menyiapkan langkah antisipatif sejak awal tahun, tercermin dengan kinerja operasional dan keuangan Perseroan yang bertumbuh pada semester pertama tahun 2025. Kami meyakini penurunan harga ini merupakan fluktuasi jangka pendek dan Perseroan berkomitmen untuk tetap adaptif terhadap situasi terkini guna mempersiapkan juga mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi,” ungkap Ruddy.

“Di tengah situasi geopolitik global yang belum stabil dan turut berdampak pada perekonomian dalam negeri, kami tetap merasa puas dengan kinerja operasional dan keuangan Perseroan pada kuartal kedua 2025,” ungkapnya.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement