Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

85 Persen Tenaga Kerja RI Pendidikan SMA ke Bawah, Kualitas SDM Tertinggal

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Rabu, 23 Juli 2025 |13:03 WIB
85 Persen Tenaga Kerja RI Pendidikan SMA ke Bawah, Kualitas SDM Tertinggal
85 Persen Tenaga Kerja RI Pendidikan SMA ke Bawah, Kualitas SDM Tertinggal (Foto: Okezone)
A
A
A

Di sisi lain, Menaker juga menyinggung persoalan hubungan industrial yang masih sering bersifat transaksional. “Hubungan industrial masih terkotak-kotak. Padahal kita punya DNA gotong royong. Kami ingin membangun hubungan industrial Pancasila yang transformatif,” ucapnya.

Isu inklusivitas juga mendapat perhatian. Dia menggarisbawahi pentingnya pengembangan sistem informasi ketenagakerjaan yang juga mampu menjangkau kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas.

Menaker mengakui bahwa perubahan besar tidak bisa dilakukan secepat membalikkan telapak tangan. Namun langkah-langkah telah dimulai melalui sumber utama penciptaan kerja, di antaranya optimalisasi program strategis pemerintah seperti koperasi dan hilirisasi, perluasan peluang kerja ke luar negeri (termasuk magang), pertumbuhan industri dalam negeri, dan transformasi pelatihan vokasi.

“Kami melihat program prioritas Pak Presiden, seperti Makan Bergizi Gratis dan Koperasi Merah Putih, punya potensi besar. Misalnya, 3.000 dapur SPGN dari BUMN bisa menyerap 30.000 pekerja, sementara 80.000 koperasi berpotensi menyerap 2 juta tenaga kerja jika SDM terlatih. Kami sudah punya 20 MoU dengan kementerian lain, seperti Pertanian, KKP, dan Investasi, untuk pastikan investasi program ini didukung tenaga kerja terampil,” ujarnya.

“Yang kita bangun adalah optimisme. Kita sadar tantangan besar, tapi kita juga tahu arah ke depan. Kami ingin Kemnaker jadi tempat yang baik untuk tumbuh, bagi pegawai dan masyarakat,” pungkasnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement