Dua anggota FOMC memperkirakan The Fed sudah seharusnya memangkas suku bunga, meskipun mayoritas anggota lainnya memilih untuk mempertahankan suku bunga di level 4,25 hingga 4,5 persen.
"Artinya memang arah penurunan suku bunga itu sebenarnya sudah terbuka ya, tapi memang belum bulat," imbuh Josua.
Meski tarif dagang yang diterapkan oleh AS sempat menimbulkan kekhawatiran inflasi, Josua menilai dampaknya tidak akan sebesar perkiraan. Hal ini disebabkan oleh tarif yang sudah mulai turun di berbagai negara.
Berdasarkan data pasar per hari ini, lanjut Josua, ekspektasi pasar bahkan lebih agresif, yaitu pemotongan suku bunga hingga 70 bps di sisa tahun ini. Potensi pemangkasan suku bunga The Fed ini membuka peluang bagi Bank Indonesia untuk ikut melonggarkan kebijakan moneternya.
Dengan demikian, Josua menegaskan bahwa proyeksi pemotongan suku bunga The Fed sebesar 50 bps di sisa tahun ini masih sangat mungkin terjadi, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada kebijakan moneter di Indonesia.
(Taufik Fajar)