JAKARTA – Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) menjelaskan penyebab langkanya beras premium di ritel modern. Salah satu penyebabnya adalah maraknya peredaran beras oplosan alias beras yang tidak memenuhi standar mutu.
Ketua Umum Hippindo, Budihardjo Iduansjah, mengatakan kelangkaan beras di ritel modern berkaitan dengan temuan pemerintah mengenai beras oplosan yang dijual dengan harga premium, padahal kualitasnya setara beras medium.
Temuan tersebut membuat pelaku usaha ritel mempertimbangkan ulang untuk mengedarkan beras premium, mengingat pemerintah tengah melakukan pengecekan mutu beras di sejumlah ritel modern.
"Memang ada barang yang harus ditarik, atau dikembalikan, ya tidak dijual, karena itu kan ada masukan dari pemerintah. Makanya kita tidak menjual produk yang dilarang," ujarnya saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Rabu (20/08/2025).
Beras yang sempat langka di ritel modern bukan disebabkan oleh masalah pasokan, melainkan karena pengusaha ritel menahan distribusi produk yang dinyatakan menyalahi aturan atau tidak memenuhi standar.
"Menunggu kejelasan, karena kan ada banyak—mana yang boleh dan mana yang tidak. Tapi sekarang, per 15 Agustus kemarin, beras-beras itu di ritel sudah ada," tambahnya.
Budihardjo menambahkan, pihaknya siap mengikuti rekomendasi pemerintah untuk menjual beras oplosan yang masih layak konsumsi dengan harga lebih murah. Namun, pengusaha ritel masih menunggu surat resmi dari pemerintah.
"Selama ada surat dari pemerintah untuk dijual kembali, ya kita coba membuat surat internal, untuk bisa membantu pemerintah mengatasi kelangkaan beras dengan menjual kembali beras tersebut," pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan pasokan beras di ritel modern saat ini sudah mulai kembali normal, meskipun sebelumnya sempat terjadi kelangkaan.
Menurut Mendag, berdasarkan laporan dari Hippindo, toko-toko ritel sudah mulai menjual kembali beras yang sempat hilang dari peredaran.
"Barusan Pak Iduansjah (Ketum Hippindo) bilang, beras di ritel modern sudah mulai banyak. Kita juga sudah lihat beras SPHP didistribusikan, sehingga kalau kita lihat memang harganya sudah mulai turun," ujarnya.
(Feby Novalius)