Kemudian bagian ketahanan pangan, rinciannya ada Bendungan Rp2,1 triliun (progress 64,4 persen dari target 15 unit), Jaringan Irigasi Rp3,3 triliun (progress 34,7 persen dari target 216 rb Ha), Operasi dan Pemeliharaan Sarpras SDA Rp1,5 triliun (progress 27,2 persen) dan Cetak Sawah dan Optimasi Lahan Pertanian Rp3,2 triliun (117,4 rb Ha).
Terakhir, untuk ketahanan energi ada Pipa Transmisi Gas Bumi Ro1,6 triliun (Ruas Cisem).
Suahasil juga memberikan kabar terbaru bahwa di masa pemerintahan ini sejak awal tahun 2025, cam instruksi Presiden untuk mendukung konektivitas dan swasembada pangan, energi, dan air.
"Inpres 2 tahun 2025 tentang irigasi, pendanaannya Rp13,6 triliun, tahap 1, juga sudah jalan, tahap 3 dalam proses verifikasi lokasi," ujar Suahasil.
Sedangkan Inpres 11 tahun 2025 adalah tentang jalan daerah dengan total pendanaan Rp10,2 triliun, dan dilakukan ada yang di tahun 2025 untuk tahap 1 dan tahap 2 sudah Rp7 triliun, dan nanti akan dilanjutkan ke lokasinya, juga tersebar di seluruh Indonesia, 37 provinsi.
Kemudian Inpres 14 tahun 2025 adalah Inpres tentang percepatan pembangunan kawasan swasembada pangan, energi, dan air nasional. Total pendanaan disiapkan Rp14,6 triliun untuk tahun 2025, Rp2,72 triliun untuk sistem pengendalian banjir, pembangunan jaringan irigasi, dan juga sebagian untuk pembangunan jalan.
"Jadi ini untuk menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur kita terus lakukan, Inpres, meskipun ini Inpresnya dijalankan oleh kementerian, lembaga di pusat, namun sesungguhnya lokasi-lokasi pembangunannya ada di seluruh daerah," pungkasnya.
(Taufik Fajar)