"Ini sebetulnya bisa ketahuan, karena kalau dibilang RON92 tapi dicampur etanol, itu kan sama dengan Pertalite, ini justru jadi masalah," sambungnya.
Dia mengatakan, sebetulnya pencampuran etanol dalam BBM merupakan hal yang lumrah di berbagai negara.
Namun, etanol sendiri merupakan bagian dari zat aditif yang ditambahkan untuk meningkatkan performa BBM.
"Jadi sebenarnya etanol itu campuran, jadi kalau dibilang base fuel ya tanpa etanol, karena etanol itu dicampur. Misalnya di beberapa negara, karena mereka punya standar penggunaan bahan bakar non BBM, atau standar biofuel maka harus dicampur," kata Fabby.
Fabby mengatakan, kandungan zat aditif untuk produk BBM merupakan semacam hak paten dari masing-masing operator SPBU. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari persaingan kualitas produk antara operator BBM.
Sehingga masing-masing operator punya cara dan strategi yang berbeda untuk meningkatkan nilai jual produknya masing-masing lewat pencampuran zat aditif.
"Kalau mereka beli base fuel sudah ada etanolnya, dan oktan number sudah naik, kan susah dicampur lagi dengan aditif mereka, karena bisa jadi oktan number lebih tinggi atau tidak sesuai dengan standar mereka," pungkasnya.
(Taufik Fajar)