Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Terus Merugi, BATA Stop Produksi Sepatu

Tangguh Yudha , Jurnalis-Kamis, 09 Oktober 2025 |13:36 WIB
Terus Merugi, BATA Stop Produksi Sepatu
PT Sepatu Bata Tbk (BATA) resmi menghentikan kegiatan usaha di bidang industri alas kaki. (Foto: Okezone.com/MPI)
A
A
A

JAKARTA – PT Sepatu Bata Tbk (BATA) resmi menghentikan kegiatan usaha di bidang industri alas kaki. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 25 September 2025.

Dalam ringkasan risalah RUPSLB yang dipublikasikan, para pemegang saham menyetujui perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan guna menghapus kegiatan usaha industri alas kaki dari lini bisnis perusahaan.

"Menyetujui perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan untuk menghapus kegiatan usaha industri alat kaki untuk kebutuhan sehari-hari," demikian bunyi risalah RUPSLB seperti dikutip pada Kamis (9/10/2025).

RUPSLB juga menyetujui penyusunan ulang seluruh ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan sebagai tindak lanjut dari perubahan tersebut.

Langkah penghentian produksi ini dilakukan di tengah kondisi keuangan perusahaan yang masih mencatatkan kerugian. Berdasarkan laporan keuangan semester I-2025, BATA membukukan rugi bersih sebesar Rp40,62 miliar.

 

Meskipun angka tersebut menurun dibandingkan dengan rugi bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp127,43 miliar, penjualan bersih perusahaan tetap mengalami penurunan signifikan sebesar 38,74%, dari Rp260,29 miliar menjadi Rp159,43 miliar.

Total aset BATA per Juni 2025 tercatat sebesar Rp377,98 miliar, turun dari Rp405,66 miliar pada akhir Desember 2024. Sementara itu, total liabilitas mencapai Rp434,53 miliar, dengan nilai ekuitas hanya Rp56,54 miliar.

Sebelumnya, pada April 2024, BATA juga telah menutup pabrik alas kaki miliknya di Purwakarta, Jawa Barat, yang telah beroperasi sejak tahun 1994. Penutupan pabrik tersebut dilakukan akibat kerugian berkelanjutan yang dialami perusahaan, terutama karena penurunan permintaan dan meningkatnya biaya produksi.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement