Kepala Biro Pengawasan dan Penindakan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Matheus Hendro menyoroti pentingnya edukasi untuk mengurangi maraknya investasi bodong dan tren FOMO di kalangan masyarakat.
“Banyak nasabah yang belum memahami apa yang sebenarnya mereka masuki di industri ini. Ketika harga emas naik, banyak yang langsung membeli tanpa analisis mendalam, tapi saat harga turun baru muncul kebingungan. Masyarakat perlu memahami risiko sejak awal, dan inilah mengapa literasi seperti ini harus dilakukan secara rutin agar masyarakat paham dari awal sebelum terjun ke perdagangan berjangka,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama JFX Yazid Kanca Surya menekankan pentingnya literasi digital di tengah berkembangnya tren investasi online. “Kami terus mendorong literasi tentang perdagangan berjangka, baik untuk masyarakat umum maupun untuk para Wakil Pialang (WP). Kami rutin mengadakan talkshow, webinar, dan bekerja sama dengan universitas untuk memberikan edukasi yang tepat kepada mahasiswa dan calon investor. Edukasi yang baik harus dimulai dari sumber pertama, yaitu pihak yang mengenalkan informasi kepada calon nasabah,” jelasnya.
Dari sisi pelaku industri, Dupoin menegaskan bahwa regulasi bukanlah hambatan, melainkan bentuk perlindungan dan dasar terciptanya kepercayaan publik. “Regulasi adalah perlindungan. Karena dalam industri ini, kepercayaan adalah segalanya. Kepatuhan terhadap regulator sudah menjadi bagian dari budaya kerja kami, mulai dari penerapan prinsip anti pencucian uang hingga transparansi dalam setiap proses,” ujar Direktur Utama Dupoin Indonesia Gunawan Herman.
(Dani Jumadil Akhir)