Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tingkatkan Literasi Keuangan Orang RI, Harga Emas Naik Langsung Beli Ketika Turun Bingung

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Kamis, 23 Oktober 2025 |12:51 WIB
Tingkatkan Literasi Keuangan Orang RI, Harga Emas Naik Langsung Beli Ketika Turun Bingung
Tingkatkan Literasi Keuangan Orang RI, Harga Emas Naik Langsung Beli Ketika Turun Bingung (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menegaskan pentingnya sinergi antar otoritas untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap produk derivatif. Kebijakan yang dibuat BI selalu berupaya mempersempit gap antara pelaku industri dan masyarakat agar tercipta pasar keuangan yang modern dan berdaya saing.

“Kami terus menjaga koordinasi lintas otoritas agar pengawasan semakin efektif dan perlindungan konsumen semakin kuat. Pelaku industri seperti Dupoin juga memiliki peran penting untuk menyampaikan edukasi yang benar dan sesuai dengan profil investornya,” kata Deputi Direktur Departemen Pengembangan Pasar Keuangan BI Yoanita Historiani dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (23/10/2025).

Kepala Divisi Pengawasan Keuangan Derivatif Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bimahyunaidi Umayah menambahkan perspektif penting terkait penguatan tata kelola dan pengawasan di sektor derivatif.

“Dalam pengawasan kami, transparansi dan tata kelola yang baik menjadi fondasi utama bagi kepercayaan publik. Setiap pelaku industri perlu memastikan bahwa kegiatan usahanya tidak hanya patuh terhadap regulasi, tetapi juga berorientasi pada perlindungan konsumen,” ungkapnya.

Dia menegaskan bahwa OJK terus mendorong pelaku industri untuk memperkuat sistem manajemen risiko dan memastikan setiap informasi kepada nasabah disampaikan secara jujur, jelas, dan tidak menyesatkan. "Kami percaya, kolaborasi antara regulator dan pelaku industri seperti Dupoin akan menciptakan ekosistem keuangan derivatif yang lebih sehat dan berintegritas,” lanjutnya.

 

Kepala Biro Pengawasan dan Penindakan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Matheus Hendro menyoroti pentingnya edukasi untuk mengurangi maraknya investasi bodong dan tren FOMO di kalangan masyarakat.

“Banyak nasabah yang belum memahami apa yang sebenarnya mereka masuki di industri ini. Ketika harga emas naik, banyak yang langsung membeli tanpa analisis mendalam, tapi saat harga turun baru muncul kebingungan. Masyarakat perlu memahami risiko sejak awal, dan inilah mengapa literasi seperti ini harus dilakukan secara rutin agar masyarakat paham dari awal sebelum terjun ke perdagangan berjangka,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama JFX Yazid Kanca Surya menekankan pentingnya literasi digital di tengah berkembangnya tren investasi online. “Kami terus mendorong literasi tentang perdagangan berjangka, baik untuk masyarakat umum maupun untuk para Wakil Pialang (WP). Kami rutin mengadakan talkshow, webinar, dan bekerja sama dengan universitas untuk memberikan edukasi yang tepat kepada mahasiswa dan calon investor. Edukasi yang baik harus dimulai dari sumber pertama, yaitu pihak yang mengenalkan informasi kepada calon nasabah,” jelasnya.

Dari sisi pelaku industri, Dupoin menegaskan bahwa regulasi bukanlah hambatan, melainkan bentuk perlindungan dan dasar terciptanya kepercayaan publik. “Regulasi adalah perlindungan. Karena dalam industri ini, kepercayaan adalah segalanya. Kepatuhan terhadap regulator sudah menjadi bagian dari budaya kerja kami, mulai dari penerapan prinsip anti pencucian uang hingga transparansi dalam setiap proses,” ujar Direktur Utama Dupoin Indonesia Gunawan Herman.
 

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement