Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kontribusi Rp1.500 Triliun, Akselerasi Ekonomi Kreatif dan Digital Didorong Lewat Pemanfaatan AI

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Rabu, 12 November 2025 |16:57 WIB
Kontribusi Rp1.500 Triliun, Akselerasi Ekonomi Kreatif dan Digital Didorong Lewat Pemanfaatan AI
Kontribusi Rp1.500 Triliun, Akselerasi Ekonomi Kreatif dan Digital Didorong Lewat Pemanfaatan AI (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamen Komdigi) Nezar Patria mendorong akselerasi pengembangan ekonomi kreatif dan digital di Bali melalui pemanfaatan kecerdasan buatan (AI). 

Nezar Patria menegaskan besarnya peluang sektor ekonomi kreatif dan digital bagi perekonomian nasional. Kecerdasan buatan membuka peluang baru untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kreativitas dalam sektor ekonomi kreatif. 

"Tantangannya adalah memastikan teknologi ini diadopsi secara inklusif dan beretika,” ujarnya dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (12/11/2025).

Dia menyebut kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB nasional telah mencapai sekitar Rp1.500 triliun, sementara potensi ekonomi digital nasional diperkirakan menembus USD130 miliar pada 2025.

Nezar juga menekankan tiga prasyarat utama akselerasi digital: peningkatan literasi, pemerataan infrastruktur, dan pengembangan talenta di seluruh daerah. “Kementerian Komdigi terus memperluas akses jaringan fiber optic, 5G, dan pusat data nasional untuk memperkuat ekosistem digital Indonesia,” tambahnya.

Hal ini disampaikan saat Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Digital Bali yang digelar di Aula Lantai IV Primakara University, Renon, Denpasar, Jumat 31 Oktober 2025.

FGD mempertemukan unsur akademisi, pelaku bisnis, lembaga keuangan, pemerintah daerah, komunitas kreatif, dan media, menjadikannya forum lintas sektor yang mendorong kolaborasi hexa helix untuk pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi dan teknologi. 

 

Rektor Primakara University I Made Artana menilai Bali memiliki keunikan daya saing pada ekonomi kreatif berbasis budaya yang kian relevan di era digital. “Kami berharap forum ini menjadi langkah awal penyusunan rencana aksi dan penguatan kelembagaan ekonomi kreatif digital Bali yang berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku industri akan menjadi kunci,” tegas Artana.

FGD turut menyoroti enam sektor unggulan Ekonomi Kerthi Bali, yakni: pertanian organik, kelautan dan perikanan, industri manufaktur berbasis budaya, UMKM dan koperasi, ekonomi kreatif digital, dan pariwisata berbasis budaya dan kualitas.

Diskusi mengerucut pada kebutuhan peta jalan (roadmap) adopsi AI untuk pelaku usaha kreatif dan UMKM, model inkubasi talenta digital, skema pembiayaan inovasi bersama lembaga keuangan, serta standar etika pemanfaatan AI yang kontekstual dengan nilai budaya Bali.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement