Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Fakta APBN 2025, Penerimaan Tertekan hingga Defisit Capai Rp479 Triliun

Feby Novalius , Jurnalis-Sabtu, 22 November 2025 |08:03 WIB
5 Fakta APBN 2025, Penerimaan Tertekan hingga Defisit Capai Rp479 Triliun
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Oktober 2025. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA - Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Oktober 2025. Banyak capaian yang belum mencapai target di tahun ini, seperti penerimaan negara hingga meningkatnya defisit APBN.

Belanja negara terserap Rp2.593,0 triliun, atau 75,5 persen dari outlook. Defisit APBN mencapai Rp479,7 triliun, setara 2,02 persen PDB. Defisit keseimbangan primer berada di level Rp45,0 triliun.

Berikut fakta-fakta menarik terkait realisasi APBN hingga Oktober 2025, Sabtu (22/11/2025):

1. Penerimaan Pajak Baru 70,2% dari Target

Penerimaan pajak hingga Oktober 2025 masih tertinggal dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan laporan APBN yang dipaparkan pemerintah, setoran pajak per akhir Oktober baru mencapai Rp1.459 triliun, atau 70,2 persen dari proyeksi hingga akhir 2025 senilai Rp2.076,9 triliun.

Realisasi tersebut juga lebih rendah dibanding 10 bulan pertama 2024, ketika penerimaan pajak telah mencapai Rp1.517,5 triliun.

“Secara neto sampai dengan akhir Oktober sudah terkumpul Rp1.459,03 triliun, ini di bawah tahun lalu masih,” kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.

2. Penerimaan Pajak Menurun

Suahasil menjelaskan bahwa pelemahan terjadi di hampir seluruh komponen pajak. Beberapa realisasi per Oktober 2025 antara lain PPh Badan Rp237,56 triliun (turun 9,6 persen yoy); PPh Orang Pribadi & PPh 21 Rp191,66 triliun (minus 12,8 persen); PPh Final, PPh 22, PPh 26 Rp275,57 triliun (minus 0,1 persen); PPN & PPnBM Rp556,61 triliun (minus 10,3 persen); dan Pajak lainnya Rp197,61 triliun (tumbuh 42,3 persen).

“Nah untuk yang PPN PPnBM ini artinya restitusinya cukup tinggi di sini,” ujar Suahasil.

3. Pendapatan Negara

Mengacu pada data presentasi APBN yang ditampilkan dalam rapat, hingga 31 Oktober 2025 pendapatan negara tercatat Rp2.113,3 triliun, atau 73,7 persen dari outlook.

Belanja negara terserap Rp2.593,0 triliun, atau 75,5 persen dari outlook.

 

4. Defisit APBN

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 31 Oktober 2025 mengalami defisit sebesar Rp479,7 triliun atau setara dengan 2,02 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Menurut Purbaya, secara keseluruhan, realisasi APBN menunjukkan pengelolaan yang hati-hati dan pruden, menjaga disiplin fiskal di tengah dinamika global.

“Defisit APBN per 31 Oktober 2025 sebesar Rp479,7 triliun atau setara dengan 2,02 persen dari PDB. Angka defisit ini berada dalam batas aman dan terkendali, jauh lebih rendah dari target outlook APBN sebesar 2,78 persen PDB untuk saat ini,” kata Purbaya.

5. Belanja Negara

Realisasi belanja negara sampai Oktober 2025 tercatat mencapai Rp2.593 triliun atau 73,5 persen dari outlook.

Angka belanja negara terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.879,6 triliun dan transfer ke daerah (TKD) senilai Rp713,4 triliun atau 82,6 persen dari total pagu belanja negara tahun ini.

"Belanja ini diprioritaskan untuk menjaga daya beli, mendukung infrastruktur dan mengawal reformasi struktural," katanya.

Adapun defisit keseimbangan primer mencapai Rp45 triliun.

Pemerintah sendiri telah menetapkan proyeksi defisit APBN untuk keseluruhan tahun 2025 sebesar Rp662,0 triliun, atau sekitar 2,78 persen dari PDB.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement