Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Surplus Perdagangan Indonesia Terus Naik, Sinyal Ketahanan Ekonomi Kuat Jelang Akhir 2025

Taufik Fajar , Jurnalis-Senin, 01 Desember 2025 |13:47 WIB
Surplus Perdagangan Indonesia Terus Naik, Sinyal Ketahanan Ekonomi Kuat Jelang Akhir 2025
BPS soal Neraca Dagang (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Kinerja perdagangan Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat menjelang akhir 2025. Surplus neraca perdagangan pada periode Januari–Oktober 2025 mencapai USD35,88 miliar, meningkat sekitar USD10,98 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Surplus ini juga memperpanjang catatan positif selama 66 bulan berturut-turut, sebuah capaian yang mengindikasikan daya saing ekspor Indonesia masih berada di jalur yang solid meski kondisi global belum sepenuhnya stabil.

”Neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 66 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus sepanjang Januari–Oktober 2025 ditopang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar USD51,51 miliar, sementarakomoditas migas masih mengalami defisit USD15,63 miliar,” ujar Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), di Jakarta, Senin (1/12/2025).

Nilai ekspor tumbih impresif, nyaris tujuh persen. Peningkatan ini terutama didorong oleh sektor industripengolahan, yang mencatat nilai ekspor sebesar USD187,82 miliar, atau naik 15,75 persen. Tiga besar negara tujuan eksporIndonesia adalah Tiongkok, Amerika Serikat, dan India. 

Kontribusi ketiga negara ini sekitar 41,84 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Januari-Oktober 2025. 

Tiongkok tetap menjadi pasar ekspor utama komoditas non migas Indonesia dengan nilai mencapai USD52,45 miliar (23,51 persen), disusul Amerika Serikat sebesar USD25,56 miliar(11,46 persen) dan India sebesar USD15,32 miliar (6,87 persen).

 

Sementara itu, nilai impor juga mengalami kenaikan, meskidengan laju lebih lambat. Sepanjang Januari–Oktober 2025, impor naik 2,19 persen. Peningkatan terbesar terjadi pada barangmodal, yang menandakan aktivitas produksi dan investasi masih bergerak.

Kombinasi antara ekspor yang terus tumbuh dan impor barang modal yang menguat memberi sinyal positif bagi perekonomian nasional. 

Pertumbuhan impor barang modal sering menjadi indikator peningkatan produksi di sektor industridan manufaktur, yang pada gilirannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi lebih tinggi.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement