JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mengirimkan 207 truk bantuan logistik ke lokasi terdampak bencana di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyebut bantuan logistik yang dikirimkan bernilai mencapai Rp34,8 miliar.
“Kementan peduli bersama mitra strategis. Bapak Presiden telepon, kami laporkan ke beliau ini bantuan totalnya Rp75 miliar. Hari ini kita berangkatkan senilai Rp34,8 miliar dalam bentuk barang yang dibutuhkan saudara-saudara kita yang terdampak,” kata Mentan Amran, Kamis (4/12/2025).
Amran mengungkapkan bantuan pada pagi ini meliputi beras, minyak goreng, gula, air mineral, susu, sosis, mie instan, sarden, kopi, teh, pakaian, pembalut, hingga telur. Sebagian besar merupakan barang kebutuhan siap saji yang dibutuhkan para pengungsi pada fase tanggap darurat.
Seluruh bantuan dikonsolidasikan dari cadangan pemerintah, kontribusi pegawai Kementan, serta partisipasi mitra usaha.
“Kami ucapkan terima kasih kepada jajaran Kementan dan mitra. Ada yang menyumbang beras 25 ton. Kemudian minyak goreng yang kita berangkatkan hari ini 35 ton, gula 38 ton, susu 1.780 dus, air mineral 2.480 dus. Masih banyak lainnya sesuai kebutuhan sekarang,” terangnya.
Pengiriman dilakukan melalui dua jalur, yakni laut menggunakan kapal perang TNI AL, dan udara menggunakan Hercules A-1333 yang terbang hari ini dari Bandara Halim menuju Padang. Tiga truk berisi tiga ton bantuan diberangkatkan terlebih dahulu melalui jalur udara untuk menjangkau titik-titik yang paling membutuhkan.
“Kemarin di lapangan kami melihat langsung di Tapanuli Tengah, masih ada kebutuhan tambahan beras. Kami sudah ACC 5.000 ton di tempat pengungsian, dan kami siapkan cadangan tiga kali lipat dari kebutuhan agar tidak ada satu orang pun kekurangan beras,” ujarnya.
Bantuan yang telah disalurkan sebelumnya meliputi Rp3 miliar untuk masyarakat Tapanuli Tengah serta paket bantuan pangan untuk Aceh senilai Rp67,5 miliar berupa 5.000 ton beras dan Rp7,16 miliar minyak goreng. Total bantuan yang telah dan sedang dikirim mencapai Rp107,6 miliar.
“Saudara-saudara kita di daerah terisolasi memang harus dijangkau pakai helikopter. Tapi kemarin kami melihat sendiri, mereka antre rapi, mengambil satu-satu tanpa syarat KTP. Itu sebabnya distribusi harus cepat dan tanpa birokrasi yang menghambat,” pungkasnya.
(Taufik Fajar)