JAKARTA – Bank Dunia memprediksi pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 2027. Menanggapi prediksi tersebut, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan bahwa proyeksi lembaga internasional itu sering kali tidak selaras dengan realisasi di lapangan.
“Ya suka-suka mereka. Prediksi boleh, tidak prediksi juga tidak apa-apa. Tapi selama ini sering meleset,” ujar Purbaya.
Ia meyakini bahwa kepiawaian dalam menjaga keseimbangan antara penerimaan pajak, bea cukai, serta PNBP dengan belanja negara merupakan kunci utama.
“Jadi, defisit melebar atau tidak tergantung pada kepiawaian kita mengendalikan belanja dan meningkatkan pendapatan dari pajak, bea cukai, maupun PNBP,” jelasnya.
Sebagai langkah nyata untuk memperkuat kas negara, Kementerian Keuangan saat ini tengah mengoptimalkan penggunaan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Teknologi ini difokuskan pada pengawasan di pelabuhan untuk meminimalkan potensi kebocoran penerimaan di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
“Ke depan seharusnya kondisi akan terus membaik. Dari perbaikan AI, kita bisa memperoleh minimal Rp1 triliun. Nanti kita perbaiki lagi sektor lain. Harusnya kebocoran bea cukai akan berkurang secara signifikan,” kata Purbaya.
Baca Selengkapnya: Purbaya Sebut Prediksi Bank Dunia soal Defisit APBN Sering Meleset
(Feby Novalius)