Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

MNC Energy (IATA) Bidik Produksi Batu Bara 10 Juta Ton, KPP Mining Siap Dukung Ekspansi

Nasywa S , Jurnalis-Selasa, 23 Desember 2025 |22:18 WIB
MNC Energy (IATA) Bidik Produksi Batu Bara 10 Juta Ton, KPP Mining Siap Dukung Ekspansi
Produksi Batu Bara (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - PT MNC Energy Investments Tbk (IATA), menargetkan peningkatan produksi batu bara hingga dua digit atau di atas 10 juta ton per tahun seiring kerja sama kontrak jasa pertambangan dengan PT Kalimantan Prima Persada (KPP Mining). Kerja sama tersebut menjadi bagian dari strategi jangka panjang perseroan untuk memperbesar skala produksi dan memperkuat kinerja operasional.

Melalui anak usahanya, PT Arthaco Prima Energy (APE), IATA menandatangani kontrak jasa pertambangan batu bara dengan KPP Mining untuk periode lima tahun dengan nilai sekitar Rp5 triliun. Proyek ini berlokasi di wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) Arthaco Prima Energy di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Direktur Utama IATA Suryo Eko Hadianto menjelaskan, produksi batu bara pada tahap awal ditargetkan sekitar 3 juta ton pada 2026 dan akan meningkat secara bertahap. Perseroan juga tengah mengajukan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2026 dengan target produksi sekitar 7,5 juta ton.

“Target kami ke depan adalah masuk ke dua digit, artinya di atas 10 juta ton per tahun. Dukungan kontraktor dengan kompetensi tinggi seperti KPP membuat kami semakin yakin seluruh target produksi tersebut dapat tercapai,” ujar Suryo usai Sign Off Ceremony Mining Contractor Agreement di iNews Tower lt 3, Selasa (23/12/2025).

Ia menambahkan, pemilihan KPP Mining didasarkan pada rekam jejak dan kompetensi teknis perusahaan sebagai salah satu kontraktor pertambangan terbaik di Indonesia. Selain peningkatan produksi dari aset eksisting, IATA juga membuka peluang ekspansi melalui akuisisi tambang di lokasi lain, termasuk di luar Pulau Sumatera.

 

Dari sisi kontraktor, KPP Mining menyatakan kesiapan penuh untuk mendukung rencana ekspansi produksi IATA hingga 10 juta ton per tahun. Proyek Arthaco Prima Energy dinilai memiliki struktur biaya yang kompetitif dan relatif tahan terhadap tekanan harga batu bara global yang fluktuatif.

Direktur Utama KPP Mining Wahyu Widaryanto mengatakan pengalaman KPP dalam mengelola tambang berskala besar menjadi modal utama dalam mendukung peningkatan produksi. “Sebenarnya KPP sudah menambang di Sumatera, dan salah satu pengembangannya adalah Arthaco ini. Tambang ini memiliki sensitivitas biaya yang bagus sehingga cukup tahan terhadap tekanan harga batu bara dunia yang mutatif,” ujarnya.

Ia menegaskan KPP Mining siap mendukung peningkatan produksi secara signifikan. “Kalau targetnya 7 juta ton kami siap, bahkan kalau menjadi 10 juta ton juga siap. Kami punya site dengan produksi hingga 40 juta ton per tahun, jadi dari sisi kesiapan operasional tidak ada kendala. Kalau pertumbuhannya naik tahun depan, kami siap mendukung,” kata Wahyu.

Sebagai informasi, PT MNC Energy Investments Tbk merupakan entitas anak MNC Group yang bergerak di sektor perdagangan dan investasi energi, khususnya batu bara. Perseroan mengelola sejumlah konsesi tambang di Musi Banyuasin dengan total luas lebih dari 44 ribu hektare dan potensi sumber daya mencapai 1,4 miliar metrik ton.

Sementara itu, PT Kalimantan Prima Persada (KPP Mining) adalah perusahaan jasa pertambangan terintegrasi di bawah grup Astra yang memiliki portofolio proyek batu bara, emas, dan nikel di berbagai wilayah Indonesia.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement