Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Deflasi Mei 0,03%, Bukti Inflasi Bisa Diredam

Rezkiana Nisaputra , Jurnalis-Senin, 03 Juni 2013 |13:13 WIB
Deflasi Mei 0,03%, Bukti Inflasi Bisa Diredam
Menteri Keuangan Chatib Basri
A
A
A

JAKARTA - Deflasi yang terjadi sebesar 0,03 persen pada Mei 2013 menunjukkan bahwa dampak inflasi atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dapat diredam.
     
Demikian hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Chatib Basri saat ditemui usai melakukan pertemuan informal dengan pimpinan DPR di Gedung DPR Nusantara III, Jakarta, Senin (3/6/2013).

"Deflasi Mei 0,03 persen, ini artinya inflasi saat ini menjadi 5,64 persen dan jika ada kenaikan harga BBM ada kemungkinan inflasi naik 2,4 persen. Dan dengan deflasi Mei ini kita cukup optimis dampak inflasi akibat kenaikan BBM sebesar 2,4 persen itu bisa dikendalikan," ujar Chatib.

Chatib menjelaskan, deflasi yang terjadi bulan Mei dikarenakan adanya upaya meredam inflasi dengan cara memastikan distribusi makanan dan pasokan bahan kebutuhan pokok.

Dia menilai, apabila upaya ini dilakukan mengingat adanya kenaikan harga BBM bersubsidi, pihaknya optimistis target inflasi dalam asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) yang sebesar 7,2 persen bisa tercapai.
     
"Saya masih percaya dan yakin inflasi bisa sebesar 7,2 persen, tidak setinggi yang waktu itu dimunculkan Bank Indonesia (BI) yakni sebesar 7,76 persen," tukasnya.

Chatib menuturkan, pihaknya belum bisa menjelaskan kapan kenaikan harga BBM bersubsidi bisa dilakukan juga kepastian kenaikan harganya berapa. "Yang jelas kami pemerintah akan menaikkan harga BBM. Dan mengenai 'range' atau kenaikan harganya seperti yang sudah disampaikan kalau premium kenaikannya berkisar Rp2.000 per liter dan solar Rp1.000 per liter," ucap dia.
     
Sebagaimana diketahui, pemerintah berencana menaikkan harga BBM bersubsidi untuk mengamakan APBN 2013. Dimana saat ini Pemerintah sedang melakukan pembahasan Rancangan APBNP 2013 dengan DPR-RI terkait adanya perubahan asumsi makro akibat kenaikan harga BBM bersubsidi. (wan)

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement