JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi 3,29 persen disebabkan oleh kenaikan Bahan Bakar Mineral (BBM) baik subsidi maupun non subsidi. Pasalnya BBM mengambil andil 0,77 persen.
Kepala BPS Suryamin mengatakan penyebab utama tersebut mengalami perubahan harga sebesar 25,27 persen. Secara keseluruhan kota IHK mengalami kenaikan 25,23 persen hinggi 25,27 persen. Ini melihat kenaikan pada tanggal 22 Juni serta Pertamina menaikan Pertamax dan Pertamax Plus.
"Ini hasil inflasi orang konsumsi langsung BBM, karena ada juga BBM buat barang pabrik dan lain-lain, kenaikan BBM itu sudah finalnya, selanjutnya dampak tidak langsung," ujar Suryamin saat pemaparannya,Jakarta, Kamis (1/8/2013).
Suryamin mengatakan dampak tidak langsung tersebut bisa dikontrol berbeda dengan dampak langsung BBM.
"Karena komoditi ini dipengaruhi supply demand, bisa jadi ini kenaikan bisa melejit dan dampak tidak langsung 1-2bulan, dan dah normal," ujar suryamin.
Suryamin menambahkan dampak tidak langsung sudah bisa dilihat dari Tarif angkutan dalam kota dengan andil inflasi 0,54persen dengan perubahan harga 21,05 persen.
"Kenaikan BBM mempengaruhi tarif angkutan terjadi di 66 kota IHK, tertinggi di Kupang dan serang 42 persen dan Disorong 37 persen," ujar Suryamin.
Selain itu lanjut Suryamin, tarif angkutan udara mengalami inflasi dengan andil 0,08 persen sedangkan perubahan harga sekira 10,23persen. "Ini karena permintaan jasa udara meningkat seiring liburan," ujar Suryamin.
Tarif angkutan antar kota pun mengalami inflasi, tambah Suryamin, dengan andil 0,07 persen sedangkan perubahan harga sekira 12,15persen. "Ini tentu dampak kenaikan BBM, ini terjadi kenaikan di 63kota, dengan tertinggi di Ambon 33 persen, sedangkan 3 kota enggak ada transport Batam, Tarakan, dan Ternate," ujar Suryamin.
Suryamin mengatakan, selain itu dampak inflasi tertinggi pun masih dirasa oleh Bawang merah dengan andil 0,48 persen serta perubahan harga 62,28 persen. Terjadi di 66 kota IHK, tertinggi di Bima mencapai 140 persen dan tangerang 114 persen.
"Daging ayam ras, juga masih terjadi, dengan andil 0,22 persen, perubahan kenaikan harga 14,59 persen, karena tingginya banyak permintaan, Ini terjadi kenaikan 62 kota, tertinggi di Pare-Pare 30 persen dan Kediri 26 persen," ujar Suryamin.(kie)
(Widi Agustian)