JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) menilai anggaran pembangunan infrastruktur di Indonesia masih terlalu kecil. Indonesia seharusnya mengalokasikan minimal lima persen dari produk domestic bruto (PDB)-nya untuk infrastruktur.
Sebagai informasi, pemerintah hanya mengalokasikan anggaran sekitar Rp160 triliun untuk infrastruktur atau dua persen dari PDB Indonesia yang mencapai Rp8.542 triliun. Dengan PDB 2012 yang mencapai Rp8.542 triliun, maka anggaran infrastruktur untuk Indonesia minimal Rp427 triliun.
“Indonesia adalah middle income country. Rata-rata middle income country menghabiskan lima persen PDB-nya untuk infrastruktur,” tutur Lindborg, saat konferensi pers ADB Outlook 2012 di Jakarta, Rabu (11/4/2012).
Namun, John Lindborg mengingatkan untuk negara sebesar Indonesia, anggaran untuk infrastruktur bahkan idealnya mencapai 10 persen atau sekitar Rp854 triliun. Anggaran sebesar itu bisa dimanfaatkan untuk membangun konektivitas, memperbaiki pendidikan serta membangun jaring sosial serta kesehatan yang lebih baik.
“Indonesia harus mengejar ketinggalan, idealnya 10 persen dari PDB tapi apakah bujetnya mencukupi?” imbuhnya.
John, mencontohkan, Indonesia bisa meniru Thailand, Malaysia, Filipina, ataupun Vietnam yang mengalokasikan anggaran yang besar untuk infrastruktur. “Vietnam adalah cerita yang sangat menarik, karena mereka mengalokasikan anggaran yang besar untuk infrastruktur,” ucapnya.
Lindborg mengutarakan persoalan infrastruktur di Indonesia bukan hanya kecilnya dana tetapi juga minimnya partisipasi pihak swasta. Karena itulah, Lindborg berharap makin banyak pihak swasta yang terlibat dalam pembangunan infrastruktur melalui public private partnership.
(Widi Agustian)