SEMARANG - Jawa Tengah (Jateng) memiliki kemampuan dalam menjalankan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah mulai diberlakukan awal Januari lalu.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, Jateng sudah berpengalaman dalam melakukan perdagangan dengan luar negeri.
“Sebelum ada MEA, Jateng sudah berdagang secara global. Jadi tidak ada alasan untuk takut. Tidak ada yang perlu ditakutkan,” ujar Ganjar saat menjadi pembicara dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar KORAN SINDO JATENG di Hotel Dafam, Semarang.
Dia menyebutkan, dari sisi produk Jateng memiliki potensi luar biasa untuk di ekspor keluar negeri. Beberapa produk unggulan di antaranya, kayu, tekstil, dan hasil pabrik. Ganjar mengakui, pasar terbesar untuk ekspor Jateng masih ke wilayah Amerika, China, dan Jepang.
“Ekspor kita ke kawasan Asia Tenggara memang masih kecil dan perlu ditingkatkan. Namun untuk produk-produk tertentu seperti produk olahan sangat diminati di Asia Tenggara,” katanya.
Menurut gubernur, yang masih menjadi salah satu problem dalam menjalankan MEA adalah sumber daya manusia (SDM). Jika SDM bagus, maka tenaga kerja dari Jateng yang keluar negeri tidak hanya menjadi pembantu rumah tangga.
Lebih dari itu mereka harus mampu menjadi tenaga ahli. “Banyak penduduk kita yang kerja di luar negeri, tapi menjadi tenaga ahli masih kecil. Ini perlu kita siapkan,” kata Ganjar.