”Hanya investasi yang bisa digenjot. Kalau mau tumbuh 6,1%, investasi harus Rp863 triliun per tahun,” katanya. Meski terlihat ambisius, Tom optimistis bahwa Indonesia mampu meraihnya. Alasannya, kondisi Indonesia yang stabil menjadi senjata untuk mendorong investasi.
”Saya kira modal yang kita mulai pada awal tahun adalah Indonesia negara paling aman, paling stabil, dan paling reformasi. Dan kita harus bersyukur atas hal ini,” imbuh dia. Dihubungi terpisah, Deputi Bidang Pengendalian Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis mengatakan pihaknya optimistis aliran penanaman modal yang masuk terus tumbuh di 2018.
Pencapaian penanaman modal hingga September 2017 telah mencapai Rp513 triliun atau 76% dari target untuk 2017 yang sebesar Rp678,8 triliun. ”Kami yakin target 2017 dapat tercapai. Untuk tahun 2018 ini kami juga yakin bisa tumbuh karena sudah seharusnya.
Baca Juga: JK Tak Khawatir Ada Kerusuhan di Tahun Politik, Ekonomi Diproyeksi Stabil
Kebutuhan pertumbuhan ekonomi nasional juga semakin tinggi,” ujar Azhar kemarin. Dia mengatakan investor akan selalu melihat prospek Indonesia dalam jangka 5–10 tahun. Karena itu sangat penting untuk merealisasi janji dan membuktikan komitmen pemerintah khususnya untuk perbaikan iklim investasi.
Fokusnya dapat diarahkan pada rencana deregulasi dari 1 hingga 16 yang harus segera dilakukan. ”Masalahnya ada pada penerapan di daerah. Seperti proses perizinan yang masih berbelit atau dipersulit di daerah masih banyak menghambat investor,” ujarnya.
Baca Juga: Investor Pasar Modal Didorong Investasi di Sektor Riil
Menurutnya, semua kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah harus menyamakan visi dalam melihat tujuan pembangunan infrastruktur. Infrastruktur sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing perekonomian nasional sehingga semuanya harus punya impian yang sama.
”Dalam tiga tahun terakhir ada Rp5.000 triliun minat investasi untuk masuk. Ini buktinya minat investasi sangat tinggi. Tapi jangan hanya sebatas minat namun harus jadi realisasi. Realisasi investasi bisa memakan waktu 3 hingga 5 tahun. Namun sejak mulai proses konstruksi bisa dirasakan percepatan perekonomian yang bergerak,” ujarnya.