BOGOR – Pelebaran jalan di Jalur Puncak (Megamendung-Cisarua) mulai dikerjakan pekan depan. Proyek senilai Rp73 miliar ini dinilai mampu mengatasi masalah kemacetan dan mencegah kecelakaan di kawasan itu. Hal tersebut diungkapkan Kepala Satuan Kerja Metropolitan II Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Haryatno Sihombing di Bogor.
Menurutnya, proyek yang dibiayai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) senilai Rp73 miliar itu sedang proses penandatanganan kontrak pemenang tender.
“Ya, mudah-mudahan proyek ini sudah bisa dimulai pekan depan,” kata Haryatno.
Baca Juga: Antisipasi Kemacetan Asian Games, Indonesia Perlu Contoh China
Dia menyebutkan, pelebaran jalan itu akan dilakukan di beberapa titik lokasi yang sempat dipadati pedagang kaki lima (PKL) mulai dari Gadog, Ciawi, sampai dengan perbatasan Cianjur.
“Jadi tidak sepanjang jalur itu dilebarkan, tapi hanya di spot-spot yang sebelumnya dipakai para PKL atau berdiri bangunan liar dan di titik yang dimungkinkan untuk dilebarkan,” katanya.
Selain pelebaran jalan, pihaknya juga ikut menyediakan lahan untuk rest area di dekat kawasan Agrowisata Gunung Mas, Cisarua, seluas 5 hektare.
“Rest area itu untuk menampung para PKL yang tergusur karena adanya pelebaran jalan. Untuk pembangunan fisik rest area dananya dari Pemkab Bogor,” ujarnya.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Kementerian PUPR, Hari Suko Setiono mengatakan, proyek pelebaran jalur Puncak ini memang meleset dari jadwal semula. Hal ini karena menunggu tersedianya lahan yang akan dijadikan untuk tempat relokasi para pedagang.
“Masalahnya di lahan. Kalau pelebarankan memanfaatkan lahan yang sempat ditempati pedagang,” ujarnya.
Baca Juga: Bambang Brodjonegoro Sebut Angkutan Umum Berbasis Rel Jadi Solusi Kemacetan
Dia menjelaskan, tahun lalu beberapa titik di jalur Puncak juga sempat dilebarkan. Namun, pelebaran sekitar 1 meter di sisi kiri dan kanan jalan belum mampu mengurai kemacetan di kawasan tersebut. Pihaknya berharap pelebaran ruas jalan untuk yang kedua kalinya serta adanya rest area diharapkan bisa mengurangi kemacetan dan mencegah kecelakaan di kawasan Puncak.
“Kalau di situ sudah diatasi, apalagi adanya jalan Tol Bocimi yang nantinya dilanjutkan sampai Padalarang. Saya yakin kawasan Puncak tidak akan macet lagi,” katanya.
Sementara itu, Kementerian PUPR sejak Juli 2018 juga tengah membangun duplikat jembatan Gadog sebagai solusi kemacetan serta antisipasi kecelakaan yang kerap terjadi di lokasi itu. Saat ini proyek tersebut progresnya sudah mencapai lebih dari 45%. Ditargetkan awal tahun depan jembatan itu sudah bisa difungsikan.