Pertumbuhan Ekonomi Digital RI Terbesar di Kawasan ASEAN

Koran SINDO, Jurnalis
Minggu 16 Desember 2018 12:05 WIB
Ilustrasi E-Commerce: Reuters
Share :

“Kalau belanja online melalui media sosial, berkomunikasi dengan aplikasi chatting. Jika ada masalah melapor ke perusahaan, media sosial tidak akan ditanggapi,” jelas country manager Rumah123.com ini.

Perlindungan konsumen online menjadi prioritas bagi IdEA di platform marketplace. Ignatius menjelaskan, tim di IdEA sedang membuat roadmap perlindungan konsumen berupa sertifikasi untuk seluruh pemain e-commerce.

Sertifikasi ini akan seperti ISO pada produk, tetapi ini untuk penjual dan platform. “Kami sertifikasi, dua tahun sekali direviu masih layak tidak dapat sertifikasi itu. Berlaku untuk semua pemain besar maupun kecil.

Kemudian IdEA akan mengomunikasikan ke konsumen jika belanja yang sudah memiliki sertifikasi Grade A lebih aman dan terlindungi,” tuturnya. Penilaian yang diukur, menurutnya, adalah seberapa banyak komplain, seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan komplain, termasuk seberapa besar jumlah sumber daya untuk menyelesaikan komplain tersebut.

“Keandalan sistem dan masih banyak lagi. Semua kami bilang dan nanti akan keluar grade - nya,” tambahnya. IdEA juga mengundang Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) agar sama-sama menjaga.

Setelah semua penilaian siap akan ada sosialisasi dan penilaian kemungkinan akan dijalankan pada awal 2020. “Platform dan penjual yang menjadi fokus untuk dinilai. Kalau produk sebenarnya sudah otomatis, jika platform marketplace bertanggung jawab, jika ada produk yang tidak jelas, akan langsung diblack list,” ungkap Ignatius.

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi juga turut menaruh perhatian terhadap kegemaran masyarakat Indonesia yang gemar berbelanja online. Terlebih dengan ada hari belanja khusus yang disebut Singelsí Day pada 11 November dan Harbolnas pada 12 Desember.

Kepada pemerintah, YLKI mendesak agar segera disahkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Belanja Online yang kini masih mangkrak.

“Ironis di tengah besarnya pertumbuhan ekonomi digital salah satunya belanja online,tapi regulasi perlindungan konsumennya masih rendah. Padahal, pengaduan belanja online masih sangat dominan. Bahkan di YLKI pengaduan belanja online menjadi rangking tertinggi,” ujar Tulus.

Bukan hanya kepada pemerintah, YLKI juga mengajak konsumen Indonesia untuk tetap waspada meskipun sudah berbelanja di platform marketplace yang diklaim aman. Ia meminta kepada masyarakat untuk memastikan interaksi langsung dengan pedagang online yang kredibel dan identitas yang jelas.

(Ananda Nararya)

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya