JAKARTA - Pemerintah perlu segera mengambil langkah untuk mengantisipasi dampak lebih besar dari virus korona bagi perekonomian negara. Karena kebijakan yang dikeluarkan beberapa waktu lalu yakni stimulus untuk sektor pariwisata belum maksimal.
Pengamat Ekonomi Indef Bhima Yudhistira mengatakan, perlu ada beberapa stimulus tambahan yang diberikan pemerintah. Misalnya dari sisi supplay yakni dengan memberikan diskon tarif listrik hingga 40% pada jam sibuk.
Baca juga: Menaker Awasi Perusahaan yang Tidak Antisipasi Virus Korona
"Stimulus dari sisi supply. Misalnya diskon tarif listrik hingga 40% di jam sibuk untk sektor pariwisata dan industri padat karya," ujarnya saat dihubungi Okezone, Kamis (12/3/2020).
Menurut Bhima, stimulus ini bisa berguna agar perusahaan tetap bisa beroperasi. Pasalnya 20% biaya operasional perusahaan berasal dari utilitas baik itu listrik maupun air.
"Dasarnya, karena 20% biaya operasional hotel restoran berasal dari utilitas (listrik, air dan lain-lain). Ini berguna agar perusahaan tak lakukan PHK," ucapnya.
Baca juga: Ada Stimulus Pajak, Pemerintah Harus Perhatikan Dampaknya ke Penerimaan Negara
Selanjutnya, Bank Indonesia juga bisa menurunkan lagi suku bunga acuannya hingga 50 basis poin. Tujuannya adalah agar pertumbuhan kredit bisa tumbuh dan mendorong belanja.
"Berikutnya BI bisa pangkas bunga acuan 50 bps agar pertumbuhan kredit bisa mendorong belanja dan industri. Bagi pengusaha cost of borrowing jg lebih murah," kata Bhima.
(Fakhri Rezy)