JAKARTA - Kinerja sektor hulu migas tanah air kini sedang dihadapkan badai permasalahan dari kondisi global. Salah satunya adalah adanya penurunan harga minyak dunia yang terjadi dalam beberapa bulan ini.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, pada kuartal I-2020 ini, kinerja sektor hulu migas dihadapkan oleh berbagai macam permasalahan global. Misalnya adalah adanya penurunan harga minyak dunia.
Baca Juga: Harga Minyak Anjlok Lagi, WTI Dibanderol USD20,1/Barel
"Harga minyak turun secara drastis sepanjang saat-saat ini brent masih USD28 per barel tadi pagi," ujarnya dalam teleconfrence, Kamis (16/4/2020).
Selain itu lanjut Dwi Soetjipto, permasalahan lainnya juga pelemahan pada nilai tukar rupiah. Beberapa saat lalu, nilai tukar rupiah sempat mendekati angka Rp17.000 per USD.
Baca Juga: Kesepakatan OPEC Pangkas Produksi Tak Buat Harga Minyak Naik
"Juga fluktuasi nilai tukar mata uang. Kita bersyukur sekarang sudah menjauh dari Rp16.000 per USD," kata Dwi.
Menurut Dwi, terdampaknya nilai tukar rupiah dan juga penurunan harga minyak dunia dikarenakan adanya pandemi virus corona di seluruh dunia. Harga minyak misalnya, pandemi virus corona ini membuat konsumsi minyak dunia menurun.
"Kemudian kita juga masih berjuang bersama menghadapi penyebaran covid yang perlu kita waspadai," kata Dwi.
Adapun dampak dari penurunan harga minyak hingga pandemi virus corona meliputi berbagai macam aspek. Misalnya dari sisi operasional akibat adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Kemudian ada penurunan outloook produk pada 2020. Lalu ada potensi mundurnya beberapa proyek ke tahun berikutnya serta revisi penerimaan negara yang berasal dari sektor hulu migas.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)