JAKARTA - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKop UKM) Teten Masduki mengatakan bahwa saat ini KemenKop UKM bersama pemerintah sedang berfokus pada UMKM yang bisa bertahan di tengah kondisi pandemi. Untuk UMKM yang tidak mampu bertahan, mereka akan masuk ke kelompok masyarakat miskin baru.
"Yang bertahan ini, harus kita prioritaskan. Di sini kita lihat masalah mereka ada di pembiayaan karena omzet dan pendapatan mereka menurun, mereka juga ada yang tidak sanggup membayar cicilan pinjaman ke bank atau ke Koperasi Simpan Pinjam (KSP)," ujar Teten dalam Webinar Pahlawan Ekonomi di Masa Pandemi?' di Jakarta, Selasa (8/9/2020).
Baca Juga: Jumlah Penjual Online Naik Sebanyak 1,8 Juta Orang Selama Covid-19
Masalah-masalah tersebut saat ini sedang di-address dengan program restrukturisasi, pemberian bantuan subsidi bunga selama 6 bulan, subsidi pajak, dan pinjaman baru yang lebih ringan.
"Kita sedang mencoba menggunakan berbagai cara agar mereka survive karena mereka ada omset meski menurun jumlahnya. Tapi pertanyaannya, survive sampai kapan? Ini sangat terkait juga dengan sejauh mana kita bisa mengatasi Covid-19. Semakin cepat teratasi, semakin cepat pulih," ungkap Teten.
Dia mengatakan, hingga saat ini, penyerapan program restrukturisasi pinjaman sudah mencapai 61%. Menurutnya, ini sudah cukup bagus, meskipun di beberapa anggaran ada estimasi yang dinilainya berlebihan.
"Anggaran yang ini, mungkin tidak akan terserap maksimum, tapi kami sedang berusaha mengalihkan ke program lain," ucap Teten.
Lanjut Teten, selepas Agustus ada banpres produktif Rp2,4 juta bagi 12 juta pelaku usaha mikro yang diberikan untuk memperkuat permodalan mereka. Hal ini karena banyak dari mereka yang modal kerjanya tergerus oleh kepentingan konsumsi.
"Sehingga kalau tidak diberi pembiayaan segera, otomatis usaha mereka akan terancam. Ini yang kita berikan bantuan hibah, bukan kredit. Kita harapkan mereka masih bisa bertahan," tuturnya.
(Dani Jumadil Akhir)