JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa tantangan terberat dalam Pemulihan Ekonomi Nasional adalah Covid-19.
"Tantangannya tetap Covid-19, karena virus masih ada, tidak bisa dinegosiasi. Ini bukan manusia, dia makhluk halus," ujar Sri dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis(25/3/2021).
Baca Juga: Hadapi Covid-19, Sri Mulyani: Tidak Mungkin Kami Lakukan Sendiri
Dia menyebutkan bahwa strateginya tetap sama dari sisi penanganan Covid-19. Untuk vaksinasi dan penanganan di tahun 2020 didanai Bank Indonesia (BI) dengan suku bunga 0%.
"Bayangkan kalau dengan harga pasar, itu luar biasa berat. Untuk bansos, BI juga tetap untuk PKH, Rp220 triliun tahun lalu juga BI dengan suku bunga 0%. Kita bekerja sama dengan otoritas moneter menggunakan seluruh instrumen," tegas Sri.
Baca Juga: Sri Mulyani Gerakkan 3 Mesin Pendorong Ekonomi Indonesia
Dia menegaskan, yang paling penitng adalah masyarakat dan dunia usaha. "Jadi kita akan bersama-sama terus memonitor, merespon dan menyesuaikan kebijakan," ucap Sri.
Hal pertama adalah penanganan Covid-19, kedua demand dan supply. Pemerintah defisit 5,7%, jadi harus mulai konsolidasi. Untuk bagian demand, paling penting adalah sektor konsumsi, investasi dan ekspor, dimana ekspor harus dijaga dan memanfaatkan pertumbuhan ekonomi global.
"Namun investasi tergantung dari pelaksanaan Omnibus Law dan keyakinan dunia usaha. Ini tidak bisa hanya ditangani oleh satu institusi," pungkas Sri.
(Feby Novalius)