Perbankan Diminta Biayai Industri Hulu Migas

Tim Okezone, Jurnalis
Kamis 19 Agustus 2021 18:53 WIB
Perbankan Diminta Biayai Industri Hulu Migas
Share :

Himbara sendiri berharap peran serta industri perbankan nasional, khususnya bank milik negara, akan semakin meningkat dalam kegiatan di sektor hulu migas Tanah Air.

Industri perbankan nasional khususnya anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menilai industri hulu migas masih tetap menarik untuk diberikan dukungan pembiayaan. Meski sektor hulu migas memiliki karakter padat modal dan berisiko tinggi, namun sektor ini tetap menjadi backbone bagi perekonomian nasional.

Pasalnya hasil dari produksi hulu migas dibutuhkan oleh mayoritas industri nasional. Terlebih pemerintah menargetkan produksi minyak bisa menembus level 1 juta barel per hari dan 12 miliar standar kaki kubik per hari untuk gas pada tahun 2030.

Hal ini menandakan bahwa sektor hulu migas di masa depan akan terus meningkatkan upaya eksplorasi dan produksinya demi mencapai target itu. Itu artinya aktifitas bisnis akan terus berputar sehingga bagi keterlibatan industri perbankan sangat dibutuhkan agar aktifitas produksi bisa berjalan lancar.

Dijelaskan Agus bahwa dukungan pembiayaan bank Himbara terhadap sektor hulu migas selama ini cukup besar. Tercatat hingga Mei 2021 jumlah kredit yang dikucurkan pada sektor pertambangan yang di dalamnya memuat sektor hulu migas nilainya mencapai Rp128 triliun. Kendati turun 12,9 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp147 triliun, namun sektor hulu migas tetap menjadi daya pikat bagi industri pembiayaan.

"Dari sisi NPL (non performing Lian / kredit macet) sektor ini juga relatif terjaga atau rendah dibandingkan sektor lain seperti makanan dan minuman. Sektor migas (pertambangan) NPLnya di level 4,9 persen, ini cukup rendah dibandingkan tahun lalu sebesar 5 persen. Ini pertanda baik," ucap dia.

Sementara, itu Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan juga menilai bahwa industri hulu migas dan industri jasa penunjang lainnya masih tetap potensial untuk didanai oleh perbankan. Bahkan kebutuhan investasi untuk sektor hulu migas masih tetap besar kedepannya lantaran Indonesia masih belum bisa sepenuhnya beralih ke energi baru terbarukan.

Mamit menyatakan target realisasi investasi sektor hulu migas yang ditetapkan pemerintah tahun 2021 adalah sebesar USD12,38 miliar. Sementara hingga semester I 2021 lalu baru terealisasi USD4,92 miliar. Realisasi investasi ini belum termasuk pada industri jasa penunjangnya.

Jika digabung nilai kebutuhan investasi sangat besar. Hal ini menjadi peluang bagi industri perbankan nasional untuk terlibat dalam pembiayaan investasi pada proyek-proyek strategis hulu migas.

"Dari angka itu sebenarnya industri hulu migas sampai saat ini masih sangat menjanjikan. Maka SKK Migas dan pemerintah terus berupaya agar bagaimana iklim investasi terus membaik khususnya di sektor hulu migas," ucap Mamit.

Dia mencontohkan beberapa proyek penting hulu migas yang bisa menjadi peluang industri perbankan masuk dan terlibat dalam pembiayaan yaitu di Region I (Sumatra dan Kepulauan Natuna) ada 63 working area. Kemudian di Region II (Jawa, Madura, Kalimantan) ada 46 working area yang bisa dimasuki industri perbankan nasional. Kemudian di Region III (Indonesia Timur) terdapat 22 working area.

"Jadi masih banyak peluang investasi pada industri hulu migas dan industri jasa penunjangnya. Sebab biar bagaimanapun industri hulu migas tanpa industri penunjang ini tidak akan bergerak signifikan. Nah ini peluang bagi industri perbankan untuk meningkatkan investasinya di hulu migas," pungkas Mamit.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya