JAKARTA – Pelaku pasar mencermati rencana IPO (Initial Public Offering) PT Nusantara Sawit Sejahtera di tengah lonjakan harga sawit di pasar global. NSS akan melepas saham di Bursa Efek Indonesia sebelum akhir tahun ini.
Usia tanaman, lokasi kebun dan pabrik, serta kepastian pemasaran produk menjadi pertimbangan pelaku pasar dalam menjadikan emiten kelapa sawit pilihan investasi.
Baca Juga: Dinanti Investor, BEI Sebut IPO Mitratel Akan Cetak Rekor
Vice President/Senior Technical Portfolio Advisor PT Samuel Sekuritas Indonesia (Samuel Sekuritas), Muhammad Alfatih mengatakan, sebagai perusahaan yang berdiri tahun 2008, maka kemungkinan tanaman sawit milik PT Nusantara Sawit Sejahtera sedang berada dalam puncak produksinya.
Sebagai pemilik tanaman muda, perusahaan perkebunan masih terhindar dari faktor biaya peremajaan tanaman dan penurunan produksi akibat usia tanaman dalam jangka waktu yang relatif panjang.
Baca Juga: Menilik Prospek IPO Nusantara Sawit Sejahtera
”Keunggulan lain adalah dari lokasi yang relatif dekat dengan pelabuhan, sehingga biaya juga semakin efisien. Selain itu, dari kontrak pembelian yang sudah dimiliki sehingga pemasaran lebih stabil,” ujarnya.
Dilihat dari prospek kenaikan harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO), Alfatih berpendapat, secara umum saham perusahaan perkebunan sawit saat ini sangat menarik untuk dijadikan pilihan investasi atau transaksi di pasar saham.
”Menurut saya, saham sektor perkebunan kelapa sawit sangat menarik untuk menjadi pilihan karena dari harganya saat ini termasuk rendah dibandingkan pada 2 hingga 3 tahun lalu. Di sisi lain, harga penjualan minyak kelapa sawit justru sedang tertinggi selama 3 tahun terakhir,” jelasnya.