JAKARTA - JNE diklaim sudah mengganti beras rusak yang akhirnya dikubur di Depok. Namun berapa jumlahnya belum diketahui pasti.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, kalau beras rusak harusnya jadi tanggung jawab perusahaan pengirim beras dan Bulog.
"Jadi kalau ada beras rusak itu adalah tanggung jawab pihak transporter, benar kalau itu JNE itu jadi transporter itu kalau JNE yang melakukan itu benar. Soal itu ditimbun, urusan dia, bukan urusan Kemensos, karena beras rusak itu sangat mungkin sudah diganti," ungkapnya, Selasa (2/8/2022).
Baca Juga: Beras Bansos Dikubur, JNE: Sudah Melalui SOP Barang yang Rusak
Namun, dia belum tahu apakah beras yang rusak sudah diganti atau belum sebelum sampai ke masyarakat.
"Karena betul-betul kita kawal sampai delivered sesuai pesan Pak Presiden. jangan hanya dikirim, tapi harus tersampaikan jadi kerugian ditanggung perusahaan pengirim, transporter," ucapnya.
Baca Juga: Kemenko PMK : Beras Bansos yang Ditimbun di Depok Sudah Rusak dan Tidak Layak Konsumsi
Sementara itu, Bulog mengklaim bahwa JNE sebagai pihak ketiga transporter yang mengirim bantuan Presiden sudah mengganti beras yang rusak dan mengantarnya langsung ke warga penerima. Pernyataan ini menjawab temuan beras rusak yang dikubur di Depok.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal menerangkan, mengenai adanya pemberitaan beras yang rusak dengan ini disampaikan kronologisnya. Pada periode Mei-Juni 2020, pihak pengantar (JNE) akan mengirimkan beras kepada warga penerima bantuan beras Presiden, namun dalam perjalanannya ada kendala yang mengakibatkan beras tersebut mengalami sedikit kerusakan.