Harta karun super langka itu memang menjadi incaran dunia karena jarang dimiliki oleh negara-negara lain.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono mengatakan bahwa Indonesia menyimpan potensi Logam Tanah Jarang, namun sejauh ini Indonesia masih perlu banyak belajar mengenal mineral yang disebut mineral kritis tersebut.
Mengingat, sejauh ini baru China yang paling pesat dalam pengembangan LTJ.
"Namanya juga mineral jarang, keberadaannya hanya di lokasi tertentu, gak semua negara punya. Karena jarang, hukum ekonomi barang langka dan jarang menjadi mahal, lebih jauh dari batu bara misalnya, coba dilihat lithium berapa harganya. Tapi memang mahal itu per gramnya," ungkapnya.
Dia menerangkan untuk harta karun super langka ini, Indonesia memang masih harus banyak belajar mengetahui dengan begitu semua potensi bisa diketahui di Indonesia berapa sumber daya alamnya dan cadangannya.
"Namun potensi itu ada, tahunya dari mineral kritis tadi sebenarnya sudah dideteksi keberadaannya bersamaan dengan mineral utama saat menggali timah, di situ ada LTJ nya ternyata," jelasnya.
Lebih lanjut, pihaknya sendiri telah melakukan penyelidikan terkait dengan adanya logam tanah jarang di beberapa wilayah di Indonesia.
Misalnya di Bangka Belitung di dalam proses kandungan timah.
(Zuhirna Wulan Dilla)