Harus Impor Beras, Kepala Badan Pangan: Kalau Urusan Perut Jangan Main-Main!

Suparjo Ramalan, Jurnalis
Kamis 24 November 2022 10:30 WIB
Impor Beras (Foto: Okezone)
Share :

Badan pangan memang memberikan peringatan bahaya menyusul serapan beras Perum Bulog yang tidak sesuai dengan target. Adapun serapan beras Bulog saat ini mencapai 594.856 ton atau paling rendah.

Arief mencatat bila Bulog tidak mampu menyerap beras sebesar 1,2 juta ton hingga akhir 2022, maka stok beras nasional turun menjadi 342.000 ton dari stok saat ini yakni 594.856 ton.

"Apa yang terjadi apabila Bulog tidak bisa meng-top up sampai 1,2 juta ton? Ini akan demikian Balak Ibu, bisa jadi, kalau kondisi seperti hari ini, stok kita akan turun terus sampai dengan 342.000 ton," ucapnya.

Bila stok beras nasional terus menurun, lanjut Arief, akan sangat membahayakan. Lantaran, Bulog tidak bisa mengintervensi pada saat kondisi tertentu atau saat harga beras mengalami kenaikan tinggi di pasar.

Selain itu, akan menjadi masalah besar bila terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di masyarakat dan mengharuskan Bulog mendistribusikan beras ke masyarakat, namun stok justru tidak terpenuhi.

"Dan ini menurut kami sebagai Badan Pangan Nasional sangat bahaya karena Bulog tidak bisa mengintervensi pada saat kondisi-kondisi tertentu, pada saat harga tinggi, dan saat kalau ada KLB atau Kondisi Kejadian Luar Biasa seperti terjadi di Cianjur, kita tidak berharap, beberapa di tempat lain, Bulog itu harus punya stok," ujar dia.

Adapun rincian stok beras Bulog per 22 November 2022 diantaranya Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 426.573 ton atau sekitar 71,71 persen. Sementara, stok komersial mencapai 168,283 ton atau setara 28,29 persen dari total stok yang tersimpan.

"Kalau kita lihat stok komersial ini meningkat karena kami memberikan keluasan kepada Bulog untuk melakukan penyerapan untuk komersial supaya bisa bersaing dengan market," tutur dia.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya