JAKARTA - Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Habib Rab menanggapi masalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang marak terjadi di sektor industri Indonesia.
"Beberapa sektor terdampak negatif, terutama yang kami dengar adalah di sektor tekstil karena adanya melambannya permintaan sektoral," ujar Habib dalam konferensi pers Indonesia Economic Prospects (IEP) Edisi Desember 2022 di Jakarta, Kamis (15/12/2022).
Baca Juga: Viral Bos Prank PHK Karyawan, Ternyata Beri Hadiah Umrah Sekeluarga
Pasalnya, bukan hanya permintaan eksternal, tapi permintaan dalam negeri juga mengalami penurunan. Ada sektor lain yang juga mengalami hal serupa, seperti sektor digital karena pola konsumsi masyarakat juga mengalami perubahan sejak aktivitas ekonomi terbuka kembali.
Baca Juga: JD.ID PHK Massal, Karyawan Terima Pesangon 3 Kali Gaji
"Ada tantangan cyclical, yaitu meskipun ekonomi tumbuh cepat, ada beberapa yang mengalami perlambanan. Tapi kalau melihat angka agregat pengangguran, mendekati angka pra pandemi dari Agustus atau September," ucap Habib.
Dia mengatakan, kendati demikian, memang situasi saat ini beberapa ekonomi tumbuh, sementara ada juga yang lainnya yang kontraksi.
"Tapi nanti bisa dilihat mana yang bisa menyerap tenaga kerja," tandasnya.
Sebelumnya, platform jual beli online JD.ID melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 200 orang atau 30% dari jumlah karyawannya.
Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, Setya Yudha Indraswara mengatakan perusahaan siap untuk memberikan hak-hak karyawan yang terdampak PHK sesuai peraturan perundangan yang berlaku.