JAKARTA - BUNYI permainan Lato-Lato "tak tok tak tok" menggema di mana-mana. Bunyi tersebut sekaligus mencerminkan adanya demam Lato-Lato.
Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari permainan ini. Hanya dua bola yang terikat oleh seutas tali yang kemudian diapit oleh jari kemudian dipantulkan secara vertikal. Sesederhana itu. Lantas mengapa Lato-Lato mampu membuat anak-anak hingga orang dewasa ketagihan bermain?
Bukan tanpa sebab, permainan Lato-Lato ini memang menjanjikan kepuasan tersendiri. Bagi pemula, tidak mudah untuk bisa memantulkan bola secara periodik. Hal inilah yang menimbulkan rasa penasaran sehingga ingin terus bermain sampai bisa.
Bagi mereka yang sukses mengayunkan dan memantulkan bola, akan memberikan sensasi bangga karena mahir dalam menaklukkan si bola. Juga bangga bisa unggul dibandingkan teman bermain.
Kelebihan Lato-Lato lainnya adalah dari segi harga. Lato-Lato termasuk permainan yang ramah kantong, harganya bervariatif. Pada umumnya mulai dari Rp5.000 ribu sampai Rp15.000.
BACA JUGA:Populer di Indonesia, Lato-Lato Ternyata Dilarang Keras di Negara-Negara Ini
Saking 'happening-nya', ada aplikasi yang menciptakan Lata-Lato secara digital. Tapi, tetap kalah pamor dari Lata-Lato yang sesungguhnya.
Bicara soal era digitalisasi, bermain Lata-lato menjadi angin segar. Sebab pada masa pandemi yang terjadi selama hampir tiga tahun, para orangtua dipusingkan dengan perubahan signifikan pada proses belajar mengajar. Dari yang semula tatap muka berubah menjadi secara daring. Akibatnya anak-anak tidak hanya secara instan mengenal dunia online untuk pembelajaran, tetapi juga diikuti dengan permainannya yang lebih dikenal dengan sebutan game online melalui gawai elektronik seperti handphone.