Apalagi, lanjut Teddy, seluruh utang pada tahun buku 2022 merupakan pinjaman bersih tanpa agunan, dengan rata-rata maturitas (jatuh tempo) 5,5 tahun.
Teddy memaparkan, dampak dari aksi akuisisi, telah berhasil menambah penguasaan aset menara Mitratel menjadi 35.418 unit, yang mana hal ini juga berdampak terhadap peningkatan porsi dari penyewaan menara (tower leasing) dari 79% atau Rp 5,4 triliun menjadi 82% atau setara Rp 6,37 triliun dengan EBITDA margin 85%.
(Zuhirna Wulan Dilla)