Diketahui, Presiden Bank Dunia saat ini, David Malpass, mengundurkan diri pada bulan Februari lalu di tengah seruan pemecatannya karena pernyataan Malpass yang tampaknya meremehkan peran aksi manusia dan bahan bakar fosil dalam menciptakan perubahan iklim.
Dia akan mundur pada bulan Juni mendatang, dengan sisa waktu kurang dari satu tahun dalam masa jabatan lima tahunnya.
Dewan bank tersebut dalam sebuah pernyataan mengatakan mereka berharap dapat bekerja sama dengan Banga, yang merupakan mantan CEO Mastercard pada semua ambisi dan upaya Grup Bank Dunia untuk mengatasi tantangan pembangunan terberat yang dihadapi negara-negara berkembang.
Profesor Universitas Cornell Richard Clark, yang mempelajari pembuatan kebijakan di Bank Dunia, mengatakan Banga menghadapi tekanan mengarahkan kembali portofolio pinjaman Bank Dunia untuk mengatasi perubahan iklim secara lebih agresif.
Dia bisa melakukan ini dengan beberapa cara, tetapi masing-masing cara ada kelemahannya sendiri.
Dia pun memaparkan tiga opsi dalam siaran pers Universitas Cornell, salah satunya adalah Banga bisa meminta lebih banyak sumber daya kepada negara anggota, tetapi pimpinan Departemen Keuangan AS mengatakan ia akan menentang langkah tersebut.
(Zuhirna Wulan Dilla)