JAKARTA – PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) atau SBI menetapkan dividen sebesar Rp251,7 miliar atau 30% dari laba bersih 2022 yang senilai Rp839 miliar. Pembagian dividen anak usaha PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) ini ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Direktur Utama SMCB Lilik Unggul Raharjo mengatakan, pada RUPST kali ini perseroan membahas tujuh mata acara, seperti menyetujui laporan tahunan perseroan dan ratifikasi laporan keuangan pada tahun buku 2022.
"RUPST juga menetapkan penggunaan laba bersih tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022,"ujarnya dilansir dari Harian Neraca, Senin (15/5/2023).
Menurut dia, perseroan telah berhasil menutup tahun 2022 dengan berbagai pencapaian, baik dari sisi kinerja keuangan maupun keberlanjutan, yang fokus pada inovasi di berbagai lini. "Hal itu tidak lepas dari berbagai upaya efisiensi, inovasi, dan penguatan sinergi dengan SMGR selaku induk usaha dan Taiheiyo Cement Corporation (TCC) yang menjadi mitra strategis kami,” tambah Lilik.
Selain menetapkan penggunaan laba bersih, RUPST SMCB menyetujui untuk melakukan perubahan susunan dewan pengurus. Dari jajaran dewan komisaris, RUPST memutuskan untuk mengukuhkan berakhirnya masa jabatan Aulia Mulki Oemar dari posisinya sebagai komisaris utama.
Sejalan dengan itu, RUPST menyetujui pengangkatan Prijo Sambodo sebagai komisaris utama sekaligus komisaris independen. Sebagai informasi, tahun ini perseroan membidik pertumbuhan kinerja sebesar 2%-4%. Perseroan juga akan menggenjot penjualan dengan ekspansif melakukan ekspor.
Kata Lilik, perseroan memproyeksikan pasar akan tumbuh sebesar 2% hingga 4%. Hal ini dilakukan perseroan dengan meningkatkan penetrasi terhadap pasar ekspor."Jadi, kita tidak hanya realize di pasar domestik. Tapi juga berusaha untuk meningkatkan pasar ekspor. Walaupun pertumbuhan 4% itu tetap masih over supply," ungkapnya.
Untuk mendukung rencana tersebut, alokasi belanja modal (capital expenditure/capex) tahun 2023 mayoritas akan digunakan SMCB untuk melanjutkan pengembangan pelabuhan Jetty di Tuban, Jawa Timur, yang ditargetkan tuntas pada awal tahun 2024."Kita harapkan volume ekspor bisa mencapai sekitar 500 ribu sampai 1 juta ton dalam setahun. Adapun estimasi pendapatannya akan sangat bergantung pada harga pasar yang ada dan kita belum bisa sampaikan soal itu" ucap Lilik.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)