Beban pokok WIKA ikut terdongkrak mengiringi kenaikan pendapatan usaha, demikian juga pos beban umum administrasi di mana terdapat kenaikan biaya untuk personalia dari Rp253 miliar menjadi Rp352 miliar.
Satu beban yang cukup memangkas laba perseroan adalah beban lain-lain, yang terdiri dari penurunan nilai, selisih kurs, hingga lain-lain neto mencapai Rp1,21 triliun. Kenaikan angka ini cukup mencolok dibandingkan periode sama tahun 2022 senilai Rp391 miliar.
Setelah dipangkas beban keuangan, dari sinilah perseroan mencatatkan rugi sebelum pajak mencapai Rp1,98 triliun, jauh berbalik dibandingkan posisi laba pada paruh pertama tahun lalu di angka Rp26,20 miliar.
Balance sheet WIKA per akhir Juni menunjukkan penurunan aset 3,8 persen di angka Rp72,17 triliun. Nilai kewajiban (liabilitas) melandai 1,5 persen di angka Rp56,70 triliun, sementara modal bersih terpangkas 11,5 persen sebesar Rp15,4 triliun.
Hingga paruh pertama 2023, kas yang dipegang mencapai Rp1,83 triliun, alias berkurang dari awal tahun yang mencapai Rp5,66 triliun.
(Taufik Fajar)