RIAU - Wilayah kerja Rokan merupakan salah satu lapangan minyak dan gas bumi (Migas) terbesar dan tertua yang ada di Indonesia. Dalam pengelolaannya, banyak tantangan yang mesti diatasi untuk menjaga produksi minyak di blok 100 tahun tetap maksimal.
VP IT Pertamina Hulu Rokan Triatmojo Rosewanto mengungkapkan, lapangan migas Rokan merupakan yang terbesar. Terlihat dari 25% produksi nasional berasal dari Rokan dan 30% produksi Pertamina dari PHR.
"Jadi sangat penting menjamin kelangsungan energi dari Rokan dan ini menjadi tantangannya," ujarnya di Digital Inovation Center PHR, Riau, Rabu (25/10/2023).
Tantangan berikutnya adalah, Blok Rokan memiliki 12.000 sumur minyak aktif yang tersebar di 100 lapangan aktif. Kemudian area operasi Blok Rokan di Riau mencapai 6.200 kilometer persegi, meliputi 7 kabupaten/kota di Riau. Dengan jaringan pipa mencapai 10.500 km, sekitar 2 kali jarak Sabang-Merauke.
"Oleh karena itu, bisnis ini berisiko tinggi. Ditambah juga hampir ada 40 ribu pekerja di Blok Rokan. Sehingga tuntutan operasi Blok Rokan harus aman, handal dan efisien," ujarnya.
Dengan tantangan-tantangan ini, Tim IT PHR memiliki tugas membuat bisnis di Blok Rokan supaya berkelanjutan. Oleh karena itu, sejak peralihan Blok Rokan dari Chevron ke PHR, penerapan teknologi digital semakin ditingkatkan.
Mulai dari mencari minyak di dalam tanah, penggunaan Rig, pompa sumur sampai proses pemisahan minyak dan air, menggunakan teknologi digital.
"Semua proses ini tentu melibatkan banyak fungsi dari drilling, operation maintenance sampai corsec. Dari semua proses yang keterkaitan ini sudah tidak mungkin manual, disitu diterapkan digitalisasi. IT bekerjasama dengan masing-masing fungsi untuk mengoptimalkan bisnis dengan semua teknologi yang kita punya," ujarnya.