JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan ekosistem hilirisasi sawit terus dibangun pemerintah. Hal itu agar para petani sawit bisa menikmati nilai tambah dari komoditi sawit yang ditanam.
Menurutnya, para petani sawit tak semata hanya menjual tandan buah segar, namun ada varian olahan sawit yang potensial yang bisa dikembangkan melalui hilirisasi. Proses ini diyakini bisa mengangkat ekonomi kerakyatan
“Jadi tak semata menjual tandan buah segar, sementara masih ada sederet lagi varian olahan sawit yang tak kalah potensial dalam mengangkat ekonomi kerakyatan,” ujar Erick, Kamis (14/3/2024).
Untuk memperkuat hilirisasi sawit, pemerintah melalui Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III membangun tiga Pabrik Minyak Makan Merah di Sumatera Utara.
Dari ketiga pabrik itu, satu diantaramya baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Regional 1 PTPN I, Pagar Merbau II, Kecamatan Pagar Merbau, Deli Serdang, Sumatera Utara. Sedangkan dua pabrik serupa akan dibangun di Kabupaten Asahan dan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Erick memastikan, Pabrik Minyak Makan Merah yang disermikan Kepala Negara akan segera beroperasi. Tak hanya itu, dia mendorong agar PTPN III membuat terobosan dengan mendukung target setiap 1.000 hektar kebun sawit, petani harus punya satu Pabrik Minyak Makan Merah sendiri.
“Kami ingin membuat terobosan, setiap 1.000 hektar kebun sawit, petani harus punya satu pabrik minyak makan merah sendiri. Ekonomi kerakyatan harus menjadi bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional,” paparnya.
Menteri BUMN mengatakan, keberadaan Pabrik Minyak Makan Merah yang dibuat agar BUMN bisa mengintervensi perekonomian, khususnya dalam kelangkaan minyak goreng.
"Kita tetap melibatkan ekonomi rakyat, yakni petani. Ini yang kita mau keberlanjutannya, memberikan kepercayaan kepada rakyat agar bisa mengelola sumber daya alamnya,” tambah dia.
Senada, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara, Mohammad Abdul Ghani, menyampaikan Pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau, akan mengolah bahan baku tandan buah segar (TBS) dari sekitar 1000 hektare luas lahan kelapa sawit milik PTPN Group.