Menurut Pendiri Mayapada Group ini, setiap keluarga pasti punya culture dan filosofi sendiri, seperti Keluarga Tahir dan Keluarga Riady. Dia mengatakan, mertuanya terlihat modern dari luar tapi kolot setengah mati. Dia sangat dipengaruhi oleh Chinese filosofi, misalnya dia lebih mengutamakan anak laki.
Sedangkan, Tahir sejak kecil berada di lingkungan yang moderat dan mengambil ajaran barat.
"Ini culture yang berbeda dan tidak mudah untuk menyesuaikan. You mau menyesuaikan culture belum tentu lawan mau terima. Jadi kita mau masuk ke keluarga Riady belum tentu dia mau terima. Culture lawan culture is the most difficult loh ya. Satu culture mau, satu lagi tidak, ini tidak mudah. Jadi untuk match ini tidak mudah. Sampai hari ini belum bisa melting," ujarnya, sambil tertawa.
Tetapi aspek kedua adalah istri yang anak orang kaya. Dirinya bersedia turun Tahta menjadi orang biasa hingga menyesuaikan diri, kemudian dia mendukung suaminya walaupu orang biasa.
"Saya jujur saja dari pertama kali saya nikah first week saya dipanggil pak Mochtar, 'you tidak boleh kerja di grup saya'. Waktu saya masih muda saya bilang it's okay why not," ujarnya.
"Kemudian pak Mochtar tanya ke saya 'apa yang bakal kamu lakuin," jelasnya.
"Saya bilang jelas ke beliau kalau i will beat you," sambungnnya.
(Dani Jumadil Akhir)