Menurutnya, Holding Investasi menjadi senjata jitu Danantara untuk mempercepat pelaksanaan program investasi pemerintah. Misalnya di sektor ketahanan energi, ketahanan pangan, dan lain-lain.
Skema yang ditempuh Danantara melalui Holding Investasi adalah mengundang investor kelas kakap untuk dikerjasamakan menggarap proyek prioritas baik pangan, energi, dan bidang lain.
“Jadi bagaimana caranya? Menurut saya caranya adalah pada saat nanti BP Danantara bisa membuat atau mengusulkan suatu proyek di bidang prioritas,” beber dia.
“Kemudian nanti dia bisa mengundang juga strategik investor, global investor untuk masuk bersama-sama di dalam joint ventures proyek tadi,” lanjutnya.
Toto meyakini, bila investor strategi menaruh kepercayaan besar kepada Danantara karena memiliki kemampuan modal dan aset besar, hasil konsolidasi aset-aset BUMN.
“Kenapa global investor mau masuk? Ya karena mereka percaya bahwa lokal investornya punya kredibilitas yang cukup, punya dana kelolaan yang cukup besar begitu ya, dan mereka juga mau sharing risk disana kan ya,” kata Toto.
Tak hanya itu, jika Holding Investasi berjalan baik, maka dipercaya makin memperkuat masuknya foreign direct investment (FDI) atau penanaman modal asing langsung.
Dari kondisi itu, lanjut Toto, menjadi salah satu fungsi strategisnya Danantara merealisasikan target pemerintah ihwal pertumbuhan ekonomi 8%.
“Sehingga menurut saya, itu nanti menjadi salah satu fungsi strategisnya BPI Danantara membantu pemerintah bagaimana supaya target pertumbuhan ekonomi 7-8% itu bisa direalisasikan,” ungkap dia.
“Karena kemudian dibantu dengan berbagai macam foreign direct investment yang mereka bisa create dengan menarik global investor masuk. Saya kira itu tujuan strategis dari bagaimana Holding Investasi nanti kemudian bisa dikerjakan dengan baik,” jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)