JAKARTA - Akibat adanya libur panjang Lebaran, pergerakan rupiah diyakini tidak terlalu banyak berubah saat dimulainya aktivitas perkantoran kembali pada 14 September besok. Walaupun pasar mata uang global tetap bergerak selama libur.
"Karena pasar modal kan libur. Hal ini membuat pergerakan rupiah sempit. Sehingga pergerakan rupiah lebih banyak dipengaruhi perkembangan dari luar," ujar Head of Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Johannes Ginting kepada okezone di Jakarta, belum lama ini.
Akan tetapi, tidak serta merta pergerakan rupiah hanya dipengaruhi oleh faktor luar negeri saja. Lanjutnya, sepertinya pasar akan berfokus pada inflasi di lebaran ini dan seberapa jauh keberhasilan kebijakan Bank Indonesia (BI) yang tetap mempertahankan BI Rate di level 6,5 persen.
Namun di market sepertinya belum ada isu besar yang mempengaruhi pergerakan rupiah. Di perdagangan hari pertama pasca-libur nanti justru malah kecenderungan penguatan rupiah masih ada.
"Ini karena IHSG sempat tembus level tertingginya sepanjang sejarah di level di atas 3.200 pada Selasa 6 September sehingga menyebabkan terjaganya sentimen positif terhadap pasar Indonesia," jelasnya.
Akan tetapi, dirinya mengingatkan walaupun begitu investor yang akan bermain di pasar rupiah sepertinya tetap harus terus memantau perkembangan pasar global.
"Sehingga pada hari pertama pasca libur panjang nanti rupiah diprediksi akan berada di level Rp8.950 per USD. Atau mungkin bisa jajal ke level Rp8.900 per USD," tambahnya.