JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memaparkan empat hal pokok dalam hal pengerjaan jasa konstruksi. Terlebih lagi dirinya sudah menjadi anggota Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) selama 40 tahun.
Hal ini disampaikannya saat acara Rapimnas Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin (9/12/2014).

JK menyebut, hal pokok yang pertama adalah orang termasuk insinyurnya atau Sumber Daya Manusia (SDM), kemudian peralatan, sistem kerja, dan modal yang cukup. Namun yang terpenting memang adalah orang yang memiliki kemampuan yang menjadi tumpuan sektor konstruksi.
"Semua bertumpu pada orang. Peralatan dapat dibeli, dump truck mudah sekali dicari karena banyak dikandangkan. Crane banyak karena penurunan tambang. Ini modal pokok yaitu enginering teknologi yang anda dikuasai," imbuhnya.
JK menjelaskan, seluruh aspek tersebut tidak lepas dari teknologi dan manajerial. Untuk itu dibutuhkan sistem yang lebih baik untuk mewujudkan hal tersebut.
"Orang tidak ingin lagi bikin gedung miring, semua mau rapi, ingin jalan baik tidak mau jalan biasa. Dibutuhkan sistem yang lebih baik lagi," jelasnya.
Dirinya pun mencontohkan negara Jepang yang mengerjakan proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Jalan Sudirman dan Thamrin. Mereka menutup sebagian jalan, agar pekerjaan tidak mengotori jalan dan menyebabkan kemacetan.
"Kalau kita yang tutup (jalan) pasti ada kotoran dan macet. Ini jalan tak macet dan tak ada lumpur. Kita bisa belajar itu," kata JK.
Di sisi lain, saat ini teknologi terus berkembang tiap tahunnya. Setiap lima tahun perkembangannya mencapai 100 persen.
"20 tahun lalu bangunan tinggi di Jakarta, Crane dari Hyundai, Shimizu, Mitsui, atau apapun sekarang hampir tak ada lagi. Kalau kita belajar, sekarang PTPP atau Total, semua belajar," tukasnya.
(Rizkie Fauzian)