Menurut dia, dengan adanya informasi mengenai kondisi industri bauksit nasional, justru membuat semua kalangan berkomentar dan memberikan pandangannya masing-masing.
"Sektor migas semuanya ngomong, ada ada pak Yusni Usman dari Jogja yang caci maki katanya tim (RTKM) bohong, bagus, makin banyak yang kaya gitu makin keliatan petanya, nanti tinggal ditelusuri kenapa, oh ada yang karena kalah tender, ada yang pernah apa, keliatan semua," tutupnya.
Dapat diketahui, kekacauan industri bauksit nasional bermula saat Hatta Rajasa mencalonkan diri sebagai wakil presiden 2014, yang pada saat itu pula dia melarang ekspor mineral mentah.
Adapun, pelarangan ekspor mineral mentah tertuang kembali pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2014 terbit pada tanggal 12 Januari 2014, yang diduga Faisal Basri penerbitan tersebut atas permintaan UC Rusal perusahaan alumunium terbesar di Rusia.
Sebab, perusahaan tersebut ingin membangun pabrik di Kalimantan, namun mereka ingin mengurangi jumlah bauksit yang beredar di dunia hingga 40 juta ton. Dampaknya harga alumina Rusal melonjak.
(Widi Agustian)