Faisal menyebutkan, keterlibatan Rusal Rusia yang diakomodasikan pemerintah juga merupakan langkah yang salah. Padahal, perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang telah mangkir dari kesepakatan.
"Pada 2007 dia sudah MoU dengan Antam, tapi tidak ada bekasnya. Dan sekarang terbukti. Bahkan di MK pun saya katakan, ini bukan kali pertama saya sampaikan," tambahnya.
Bahkan, sambung Faisal, pernah mengungkapkan bahwa Rusal Rusia tidak akan pernah membangun smelter yang sebagai amanat UU Smelter Nomor 4 Tahun 2009.
"Tidak akan Rusal ini bangun smelter. Sekarang boro-boro peletakan batu pertama. Sekarang baunya pun sudah tidak ada. Jadi, kalau saya sih mulai dari hasil. Hasilnya tidak ada Rusal bikin smelter. Hasilnya Rusal untung besar dan saya katakan tidak ada perusahaan smelter yang berani membangun fasilitas smelter kalau tidak punya konsesi bauksitnya," tutupnya. (fsl)
(Rani Hardjanti)