Perusahaan raksasa ini memang terkenal memiliki banyak akses ke sumber daya biji bauksit. Tercatat perusahaan ini beroperasi di 19 negara di 5 benua yang berbeda di dunia. Perusahaan ini juga mempekerjakan lebih dari 72 ribu orang diseluruh lokasi operasinya.
Sebelum terbentuk perusahaan gabungan, Rusal memang aktif melebarkan sayap bisnisnya di negara-negara lain. Pada tahun 2006 Rusal mengakusisi aset yang dimiliki Aroaima Mining Company di Guyana. Pada Desember 2006 Rusal juga melakukan privatisasi kepemilikan saham milik Aluminium Smelter Company of Nigeria (Alscon) sebesar 77,5 persen. Kemudian pada Januari 2008 Rusal kembali mengakusisi 7,5 persen Alscon.
Selain kedua negara tersebut, UC Rusal juga aktif mengakusisi banyak perusahaan pertambangan bauksit di negara-negara seperti Armenia, Australia, Guinea, Irlandia, Italia, Swedia, Montenegri, dan Ukraina. Selain itu, UC Rusal juga memiliki dan mengoperasikan enam smeleter alumunium, dua kilang alumina dan dua pabrik foil di Rusia.
Untuk pendapatan, pada 2012 silam, perusahaan ini mengeruk pendapatan sebesar USD10,8 miliar atau setara Rp142,7 triliun jika dihitung berdasarkan kurs Rp13.220 per USD.
(Fakhri Rezy)