Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Rupiah Terus Melemah, Waspadai Ancaman PHK

Rupiah Terus Melemah, Waspadai Ancaman PHK
Rupiah terus melemah, waspadai ancaman PHK (Foto: Dok. Okezone.com)
A
A
A

Muji menambahkan, stok kedelai sendiri dari distributor sangat mencukupi, hanya saja harganya terus meroket dan menyebabkan para perajin keberatan untuk tetap berproduksi.

"Saya harap pemerintah bisa kembali menurunkan harga kedelai, supaya kami bisa kembali memproduksi tempe," katanya.

Tekan biaya produksi

Kondisi serupa juga dialami pengusaha tempe di Kota Serang. Mereka terpaksa harus memutar otak untuk melakukan produksi, karena dampak dari kenaikan harga kedelai impor akibat melemahnya nilai tukar rupiah. Oleh karena itu, pihak pengusaha tempe harus menekan biaya produksi, untuk menghindari kerugian.

Salah seorang pengusaha tempe Jalim yang berlokasi di Kampung Sewor, Kel. Banjar Sari, Kota Serang mengatakan, buntut dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat membuat harga kedelai impor melambung. Meski begitu, hal itu belum membuat pengusaha tempe menaikkan harga jual.

“Belum menaikkan harga jual. Akan tetapi, kami terpaksa mengurangi jumlah takaran tempe, agar seimbang dengan modal yang dikeluarkan,” katanya, Kamis (27/8/2015).

Dia menambahkan, kenaikkan harga kedelai impor sudah mulai dirasakan pasca lebaran lalu, hingga saat ini sudah mencapai angka Rp7.300 perkilogram. Sedangkan harga sebelumnya hanya mencapai Rp6.800 perkilogram.

“Meski harga kedelai terus mengalami peningkatan, namun saya tidak bisa meningkatkan harga jual tempe. Nanti bisa-bisa saya ditinggalkan pembeli. Tempe yang saya buat ini biasanya dibawa ke Pasar Rau dengan harga Rp2.000 hingga Rp10.000/lempeng,” ujarnya.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement