"Kalau dibandingkan 2014, Rp985 triliiun, pertumbuhan 12 persen mendekati. dari sisi performance jenis pajak, kekurangan PPN impor terpengaruh dengan kondisi belum membaik, perubahan kurs Rupiah, kegiatan impor para pebisnis," imbuhnya.
Menurut Sekar, pihaknya akan berusaha mencapai lebih tinggi target penerimaan pajak dengan berbagai kebijakan dan mengurangi defisit. Terlebih lagi, di tengah perlambatan ekonomi dapat menjadi penerimaan perpajakan di level 12 persen.
"Ini kita akan coba, walaupun target penerimaan tidak tercapai, akan shortfall. Tapi APBN terselamatkan sampai akhir tahun dan bisa menjaga kinerjanya lebih baik dalam kondisi lebih buruk," imbuhnya.
(Rizkie Fauzian)